Prajurit Thailand Lakukan Penembakan Massal dengan Senapan Mesin di Pusat Perbelanjaan, 26 Personel Militer dan 21 Warga Sipil Tewas

- 9 Februari 2020, 19:40 WIB
PASUKAN polisi di Korat Thailand berusaha menangkap tentara tersangka penembakan massal di mal Century 21, Sabtu, 8 Februari 2020 malam.*
PASUKAN polisi di Korat Thailand berusaha menangkap tentara tersangka penembakan massal di mal Century 21, Sabtu, 8 Februari 2020 malam.* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Seorang prajurit asal Thailand melakukan tembakan secara massal di sebuah pusat perbelanjaan di kota Nakhon Ratchasima (Korat), menewaskan 26 personel militer.

Prajurit bernama Jakrapanth Thomma tersebut membawa senapan otomatis yang diambilnya dari markas militer Surathamphithak setelah membunuh atasannya, Kolonel Anantharot Krasae.

Dikutip oleh Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dari Washington Post, setelah mengambil senapan dan mobil jip Humvee dari markas militer tersebut, pelaku yang berpangkat sersan tersebut mengemudi menuju pusat perbelanjaan Terminal 21 di Korat.

Baca Juga: Bisnis Energi Fosil Perparah Kasus Pelanggaran HAM Pejuang Lingkungan hingga Sering Diabaikan Penguasa

Begitu tiba di lokasi tersebut, pelaku menembakkan senapan mesinnya ke seluruh penjuru arah, termasuk ke arah warga yang tengah belanja dan ke arah pengemudi di jalan raya.

Pelaku memasuki pusat perbelanjaan tersebut dan melakukan aksi baku tembak dengan kepolisian setempat serta tim keamanan Terminal 21 yang menutup jalan keluarnya.

Polisi juga meminta ibu dari Thomma untuk datang ke lokasi penembakan dan membantu polisi bernegosiasi dengan pelaku.

Baca Juga: Media di Hari Pers Nasional 2020, Jokowi: Negara Butuh Pers Lawan Kekacauan Informasi

Lokasi kejadian semakin memanas setelah pelaku menyandera beberapa warga sipil yang berada di lokasi.

Banyak warga berhasil melarikan diri dari pusat perbelanjaan itu secara berkelompok melalui jalur darurat dan kaca-kaca yang dipecahkan.

Aksi baku tembak yang terjadi selama 17 jam tersebut berakhir setelah pelaku ditembak mati pukul 09.00 pagi waktu setempat oleh polisi yang berada di lokasi.

Baca Juga: Ridwan Kamil Singgung Soal Hoaks Saat Hari Pers Nasional 2020

Selain 26 korban tewas, 57 korban luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit setempat.

Selain disaksikan oleh warga setempat, pelaku mengunggah foto dan video mengenai tindakannya ke situs media sosial facebook dan juga menggunakan fitur facebook live untuk mempublikasikan aksinya.

Pihak pemerintah Thailand kemudian mengontak facebook dan meminta pihak aplikasi media sosial tersebut untuk menutup akun pelaku.

Baca Juga: Bayern Muenchen vs Leipzig, Duel Dua Penyerang Tajam

Perwakilan dari facebook lalu mengucapkan bela sungkawa atas terjadinya penembakan massal yang telah menelan korban jiwa tersebut.

“Kami menyatakan bela sungkawa yang mendalam kepada para korban, keluarga mereka, serta komunitas-komunitas di Thailand yang terpengaruh akibat tragedi ini," ujarnya seperti dikutip oleh Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dari Washington Post.

"Tidak ada tempat di facebook untuk orang-orang yang melakukan kekejaman seperti ini, dan kami tidak memperbolehkan orang-orang untuk memuji atau mendukung serangan ini," lanjut pernyataan tersebut.

Baca Juga: Menguak Makna Tersembunyi dari Sejumlah Scene dalam Film Parasite yang Jarang Disadari Penonton

Selain itu, perusahaan yang didirikan oleh Mark Zukerberg ini mengatakan pihaknya telah menutup akun pelaku dan menutup seluruh konten yang melanggar ketentuan.

"Kami telah menutup akun facebook pelaku dan akan bekerja keras untuk menghapus semua konten yang melanggar ketentuan kami dan berkaitan dengan serangan ini.” jelasnya.

Hingga saat ini, motif penembakan belum diketahui dengan pasti.

Baca Juga: BNPB: Jakarta Timur Menjadi Kawasan Terparah yang Terdampak Banjir Akibat Hujan Lebat dan Luapan Sejumlah Sungai

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha mengatakan bahwa ada kemungkinan pelaku memiliki masalah pribadi mengenai keuangan dan pertanahan.

“Kita harus memerhatikan kesehatan mentalnya juga,” ujar Chan-ocha melalui sebuah pernyataan.

Thailand merupakan salah satu negara dengan hukum senjata paling lengang namun, kejadian penyalahgunaan senjata yang jarang terjadi.

Baca Juga: Pekik Allahu Akbar Terdengar di Tengah Demonstrasi Multiagama, India Bersatu dalam Pluralitas

Penembakan masal merupakan kejadian yang jarang sekali terjadi di negara yang berjulukan Negeri Gajah Putih tersebut.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah