Pemimpin Agung: Iran Tak Akan Menyerah Pada Tekanan AS

- 17 Februari 2020, 10:29 WIB
Presiden Iran Hassan Rouhani.
Presiden Iran Hassan Rouhani. /Instagram @hrouhani

PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran masih berlanjut hingga saat ini.

Adapun ketegangan politik kedua negara ini dimulai sejak tahun 2018 silam dimana AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan negeri paman sam itu lebih memilih memberikan sanksi yang lebih berat untuk negeri di teluk Persia itu atas program nuklirnya.

Ketegangan mencapai puncaknya saat sebuah pesawat nirawak (drone) milik Amerika Serikat menembakan rudalnya di kompleks Bandara Internasional Kota Baghdad Irak yang menewaskan Jenderal berpengaruh di Iran Qassem Soleimani pada 3 Januari 2020 silam.

Baca Juga: Survei Indobarometer 100 Hari Kabinet Kerja, Nilai Kepuasan Publik untuk Jokowi dan Ma'ruf Amin Bertolak Belakang

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com tak ingin tinggal diam, Iran pun melakukan aksi ‘balas dendam’nya atas perbuatan AS yang menewaskan Jenderal kesayangannya itu.

Sejumlah roket diluncurkan dari Iran menuju Pangkalan AS yang berada di Irak.

Kondisi internal politik di Washington turut bereaksi atas serangan drone yang menewaskan Jenderal Iran dari perintah langsung Presiden AS Donad Trump.

Baca Juga: Liga Italia Pekan 24: Lazio Depak Inter hingga Juventus Raih Hasil Positif meski Tanpa Ronaldo

Senat AS saat ini mulai memberikan batasan kewenangan militer Presiden Amerika Serikat khususnya terhadap Iran untuk mencegah ketegangan lebih lanjut yang dinilai berpotensi mengarah pada peperangan.

Di dalam negeri Iran sendiri, beberapa waktu lalu terjadi aksi demonstrasi yang dilakuka b ribuan rakyat Iran di alun-alun Kota Teheran.

Adapun aksi demonstrasi tersebut mengecam serangan roket balasan Iran ke Pangkalan AS yang berada di Irak justru menjatuhkan pesawat maskapai sipil milik Ukraina.

Baca Juga: Omnibus Law RUU Cipta Kerja Hapuskan Pesangon dan Picu Kelangkaan Karyawan Tetap

Selain itu, para demonstran juga menuntut sang Pemimpin Agung Iran Hassan Rouhani untuk turun dari tahtanya.

Laporan terbaru yang dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters dalam sebuah pernyataan Pemimpin Agung Iran Hassan Rouhani mengatakan negaranya tidak akan menyerah terhadap tekanan maksimal yang dilakukan oleh AS.

"Iran tidak akan pernah bernegosiasi di bawah tekanan, kami tidak akan pernah menyerah pada tekanan Amerika dan kami tidak akan bernegosiasi dari posisi yang lemah," ujarnya dalam sebuah konferensi pers yang dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters.

Baca Juga: Diduga Depresi, Presenter Love Island Caroline Flack Ditemukan Tewas

Rouhani menilai tekanan maksimum yang dilakukan oleh negeri paman sam itu akan gagal.

"Tekanan maksimum Amerika terhadap Iran akan gagal, musuh kita (Amerika Serikat red.) sangat menyadari bahwa tekanan mereka tidak efisien," terangnya.

"Mengamankan perdamaian dan stabilitas di wilayah sensitif Timur Tengah dan di Teluk Persia tidak mungkin tanpa bantuan Iran, beberapa negara telah mengirimkan pesan kepada kami (dari Arab Saudi red.), kami tidak memiliki masalah dengan Arab Saudi yang tidak dapat diselesaikan," jelasnya.

Baca Juga: Prihatin Rendahnya Kesadaran Lingkungan, Pasangan Asal Kalbar Menikah dengan Berikan 1.500 Souvenir Bibit Pohon

Sejak beberapa dekade terakhir Iran sendiri telah terlibat perang proksi regional dengan Arab Saudi untuk saling memberikan pengaruh politik di kawasan Timur Tengah. ***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x