"Apabila mereka menunjukkan gejala, nantinya mereka yang terjangkit akan dipisahkan di dalam pesawat," kata Anthony Faucei.
Terdapat beberapa warga Amerika Serikat yang menolak untuk dievakuasi dan lebih memilih menunggu sampai masa karantina kapal Diamond Princess berakhir pada Rabu, 19 Februari 2020.
Salah satunya adalah Matthew Smith dalam unggahan di Twitter @mjswhitebeard, mengatakan tidak ingin melakukan perjalanan dengan bus menuju pesawat bersama orang-orang yang mungkin terinfeksi virus corona.
we would like to just finish the quarantine on the ship as planned, decompress in a non-quarantine environment in Japan for a few days, then fly back to the U.S. pursuant to our own arrangements. What's wrong with that?— Matthew Smith (@mjswhitebread) February 15, 2020
Sementara itu, Pemerintah Jepang telah memberikan 2.000 iPhone kepada penumpang di kapal, satu iPhone akan digunakan untuk setiap kabin.
Baca Juga: Muncul Sayembara Cari Harun Masiku dan Nurhadi, Wakil Ketua KPK: Kami Mendukung yang di Lakukan MAKI
Ponsel itu dibagikan kepada penumpang agar nantinya para penumpang dapat menggunakan aplikasi khusus yang di buat oleh Kementerian Kesehatan Jepang.
Aplikasi tersebut menghubungkan antara pengguna dengan dokter, apoteker, dan konselor kesehatan mental.
Kabar terbaru hingga hari kemarin, terdapat 1.933 kasus baru telah dilaporkan. Jumlah resmi kasus yang terjadi di Hubei saat ini mencapai angka 58.182 dengan jumlah kematian sebanyak 1.692.***