Adaptasi Industri Tiongkok dalam Menghadapi Virus Corona

- 17 Februari 2020, 20:42 WIB
KEGIATAN di perkantoran Tiongkok kini jauh berbeda dengan hari biasanya, banyak protokol yang harus dipenuhi.*
KEGIATAN di perkantoran Tiongkok kini jauh berbeda dengan hari biasanya, banyak protokol yang harus dipenuhi.* /AFP/

PIKIRAN RAKYAT - Virus Corona yang menyerang Tiongkok sejak 31 Desember 2019 berdampak besar terhadap kehidupan Negara Tirai Bambu tersebut, mulai dari sosial, ekonomi, hingga hubungan internasional.

Jalanan Tiongkok yang biasanya ramai dengan manusia kini lengang, dan pusat-pusat perbelanjaan dan turis di berbagai daerah di Tiongkok kini terasa sepi.

Jumlah korban yang mencapai ribuan serta kecepatan penyebaran virus yang sangat cepat sempat menyebabkan berbagai perusahaan lokal maupun internasional menghentikan sementara operasinya di Tiongkok.

Baca Juga: Tiongkok Musnahkan Uang Tunai yang Diduga Terpapar Virus Corona

Dikutip dari situs berita CCTV oleh pikiranrakyat-bekasi.com, wabah virus Corona menciderai kondisi Tiongkok yang memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia.

Meski wabah itu masih berlangsung, perusahaan-perusahaan asal Tiongkok kini mulai beradaptasi dengan virus corona.

Berbagai perusahaan, mulai dari perusahaan produksi barang hingga turisme, mulai mengubah pola kegiatan serta penjualan mereka agar kerugian pada bulan sebelumnya dapat tertutupi.

Baca Juga: Dokter Spesialis Jiwa Siloam hingga Adjie Santosoputro Angkat Bicara Soal Psikolog Abal-Abal

Sejak libur Imlek yang diperpanjang selesai, para pekerja dari seluruh penjuru Tiongkok kembali memulai pekerjaanya.

Hal itu membuat penyebaran virus Corona menjadi sangat mungkin terjadi akibat kontak fisik yang hampir pasti terjadi.

Zhang Liqing, pemilik restoran kuliner Huaiyang di Provinsi Jiangsu, mulai mempelajari cara berbisnis baru seperti penjualan jarak jauh.

Baca Juga: AS Mulai Lakukan Evakuasi 400 Warganya dari Kapal Pesiar Diamond Princess demi Hindari Penyebaran Virus Corona

“Saya pikir cara seperti itu akan membantu saya mengurangi penyebaran wabah di masa yang akan datang,” ujarnya.

Gu Jinlong, pemilik industri baju Jiangsu Hongdou Industrial Co., Ltd., mulai memproduksi pakaian-pakaian pelindung umum dan masker medis untuk membantu penanganan virus Corona sekaligus menghasilkan keuntungan.

Pabrik mirik Gu sekarang sudah menghasilkan 40.000 pakaian dan masker pelindung per hari, dan tengah mengusahakan untuk membuat pakaian pelindung medis.

Baca Juga: Muncul Sayembara Cari Harun Masiku dan Nurhadi, Wakil Ketua KPK: Kami Mendukung yang di Lakukan MAKI

Para pengusaha mal di Tiongkok tengah memaksimalkan sistem perbelanjaan online dan media sosial untuk meminimalisir kontak fisik.

“Sejauh ini, penjualan kosmetik dan barang-barang fashion kami anggap memuaskan, kami akan terus meningkatkan jasa online kami,” ujar He Huan, manajer Deji Plaza, mal di Nanjing yang menjual berbagai barang mewah.

Industri robotik Tiongkok pun tak mau ketinggalan, salah satunya adalah perusahaan Didano Technology Co., Ltd., yang memiliki spesialisasi produksi robot untuk kesehatan anak.

Baca Juga: Lampaui “Goblin”, “Crash Landing on You” Capai Rating Tertinggi

Wabah virus Corona menyebabkan Didano meningkatkan produk mereka untuk meliputi sensor inframerah.

“Robot baru kami dapat mengecek panas tubuh secara cepat dan akurat dan dapat digunakan di rumah sakit, perusahaan, sekolah, pabrik, dan berbagai ruang publik yang memuat banyak orang,” ujar Xu Bo, CEO Didano.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: CCTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x