Ada 5 Hal Baik di Balik Gelombang Berita Negatif Terkait Pandemi Virus Corona

- 31 Maret 2020, 19:44 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Berbagai informasi terkait virus corona identik dengan hal-hal negatif. Salah satu dari di antaraya adalah Worldometer yang mencatat bahwa terjadi 38.721 kematian di seluruh dunia akibat virus corona per Selasa 31 Maret 2020.

Belum ada waktu pasti kapan pandemi virus corona akan usai, tetapi optimisme harus tetap dijaga.

Pikiranrakyat-bekasi.com merangkum laporan dari Cnet tentang hal-hal positif yang dapat dilihat di tengah pandemi virus corona. Berikut ini lilma di antaranya.

Baca Juga: Pria Lebih Rentan Terjanngkit Virus Corona daripada Wanita, Penelitian Ungkap Alasannya

1. Kita tahu cara menghambat penularan virus corona

Hal-hal yang diimbau bahkan diperintahkan dengan kekuatan hukum oleh pemerintah kepada rakyatnya terkait minimalisasi penyebaran virus corona benar-benar harus dilakukan.

Kendati virus corona mematikan, manusia mengerti bagaimana cara menghindari virus corona.

Physical distancing atau menjaga jarak satu sama lain berperan besar dalam membalikkan keadaan "terburuk" menjadi "lebih baik". Metode itu berhasil diterapkan Singapura dan Tiongkok.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia juga mengampanyekan physical distancing, bahkan menerapkan metode ini secara paksa di beberapa tempat umum seperti stasiun kereta api dan supermarket.

Baca Juga: Membaca Sepotong Kisah Persahabatan Bob Hasan dengan Soeharto dan Julukan Si Raja Hutan

2. Sejak Januari, ilmuan melakukan penelitian vaksin

Para ilmuwan di seluruh dunia sedang mencari vaksin untuk penyakt yang ditimbulkan SARS-CoV-2 itu.

Laporan terbaru menyebut, perusahaan farmasi Johnson & Johnson siap melakukan uji coba vaksin kepada manusia pada September 2020.

Penelitian terhadap virus dan vaksinnya harus dilakukan secara teliti sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama, bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Sebab, vaksin harus dipastikan benar-benar aman bagi manusia.

Para peneliti memiliki awal yang baik karena patogen SARS-CoV-2 mirip dengan coronavirus yang pernah ditemui sebelumnya, termasuk virus SARS yang menyerang pada tahun 2002.

Baca Juga: Jokowi Gratiskan Pembayaran Listrik 450 VA hingga Juni 2020, Ringankan Dampak Virus Corona

Uji klinis vaksin potensial sedang berlangsung di Tiongkok. Mereka melakukan uji coba dengan metode merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus.

Uji klinis di Amerika Serikat pertama untuk vaksin potensial telah dimulai di Seattle.

Perusahaan biotek Moderna mengambil sepotong kode genetik untuk protein S patogen (bagian yang ada dalam virus corona lain, seperti SARS) dan menyatukannya dengan nanopartikel berlemak yang dapat disuntikkan ke dalam tubuh.

Imperial College London sedang merancang vaksin serupa menggunakan RNA virus corona sebagai kode genetiknya.

Perusahaan bioteknologi Pennsylvania Inovio menghasilkan untaian DNA yang diharapkan akan merangsang respons kekebalan.

Baca Juga: Cerita Kencan Unik di Tengah Pandemi Corona, Dibantu Drone dan Gelembung Pelindung

3. Banyak pasien sembuh

Dari 799.741 pasien yang dikonfirmasi positif virus corona, Worldometer melaporkan, 169.995 di antaranya dinyatakan sembuh.

Salah satu orang yang sembuh adalah Italica Grondona, warga lansia asal Italia berusia 102 tahun. Selain itu, ada nenek asal Tiongkok berusia 103 tahun.     

Dokter di India telah melaporkan keberhasilan dalam mengobati pasien yang terinfeksi dengan campuran obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi HIV, flu babi, dan malaria.

Dokter di Tiongkok dan Jepang menggunakan plasma darah pasien yang telah pulih dari Covid-19 untuk mengobati pasien yang baru terinfeksi.

4. Rapid test meningkat

Para peneliti di rumah sakit dan universitas Johns Hopkins Amerika Serikat memiliki test kit penyaringan dengan cara memeriksa uap hidung. Alat itu dapat menganalisis ratusan orang dalam sehari. Hasil tes dapat diketahui dalam rentang waktu 24 jam.

Di Korea Selatan, tes virus corona menjadi senjata utama memerangi pandemi tersebut. Korea Selatan menekan angka kasus setelah memiliki drive thru test dan tes virus di balik "bilik telepon" yang dilakukan secara massal.

5. Bumi beristirahat

Virus corona memaksa pemerintah membuat kebijakan untuk mengehentikan layanan transportasi dengan cara terefektif yaitu bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.

Ada satu efek baik dari minimnya layanan mobilitas publik, yakni pengurangan polusi udara.

Isolasi Kota Wuhan di Tiongkok menyebabkan penurunan 25 persen emisi karbondioksida dibanding tahun 2019.

Citra satelit juga menunjukkan pengurangan polusi udara yang mengejutkan di negara-negara yang lalu lintasnya terbatas.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: CNET


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x