Jamur Hitam Beracun Tumbuh di Otak, Dokter Terkejut Pria Ini Masih Hidup

- 30 Januari 2022, 15:28 WIB
Ilustrasi. Seorang pria asal Amerika Serikat dilaporkan memiliki jamur yang tumbuh di otaknya.
Ilustrasi. Seorang pria asal Amerika Serikat dilaporkan memiliki jamur yang tumbuh di otaknya. /Pixabay/Mitrey

PR BEKASI – Seorang pria asal Rhode Island, Amerika Serikat telah membuat para dokter terkejut.

Pasalnya, dirinya diketahui masih tetap hidup meskipun otaknya telah ditumbuhi oleh jamur hitam beracun.

Diketahui, pria bernama Tyson Bottenus didiagnosis menderita penyakit jamur tropis sangat langka yang bernama cladophialophora bantiana.

Baca Juga: Cek Fakta, Benarkah Makan Coklat Setelah Makan Mie Dapat Sebabkan Keracunan? Ini Penjelasannya

Jamur hitam diketahui sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan sejumlah masalah neurologis yang parah dan biasanya berakibat fatal bila tumbuh di otak seseorang.

Pria tersebut juga terkena stroke akibat jamur hitam yang membuatnya harus kembali belajar berjalan, berbicara, serta membaca seperti anak kecil.

Dokter yang menangani kasus tersebut mengatakan bahwa penyakit tersebut hanya tercatat sebanyak 120 kasus di seluruh dunia hingga saat ini.

Baca Juga: Pakai Delima dan Zaitun, Yuk Buat Salad ala Musim Gugur

Dari angka tersebut, sebanyak 70 persen dari mereka yang didiagnosis terkena jamur hitam dinyatakan meninggal karena penyakit tersebut.

Setelah memeriksanya, dokter yang menanganinya tidak percaya bahwa dirinya masih hidup.

“Sepertinya jamur hitam yanga da pada diri saya tidak pernah menembus ke dalam otak, Itu berarti saya memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat,” katanya.

Baca Juga: Rahasia One Piece 1039, Kaido Tahu Pemakan Gomu Gomu No Mi Sebelum Luffy, Terkuak Kekuatan Buah Iblis Itu

“Dokter juga telah melakukan pengujian cairan tulang belakang serebral saya, hasilnya tidak ditemukan bukti obat-obatan,” tambahnya.

Bottenus menduga bahwa dirinya terpapar penyakit mematikan tersebut saat bersepeda melewati Kosta Rika pada 2018 lalu.

Diketahui, kasus infeksi jamur hitam paling banyak ditemukan di negara subtropis yang memiliki rata-rata kelembaban tinggi.

Baca Juga: Kucing yang Menyela Kampanye Joe Biden Kini Resmi Menghuni Gedung Putih

Selama berada di Kosta Rika, Bottenus mengaku sempat mengalami insiden kecelakaan kecil saat mengempeskan ban sepedanya untuk digunakan di pantai.

Diduga, debu-debu yang mengandung jaram jamur hitam tersebut masuk ke dalam tubuhnya.

Saat sampai di rumah, dirinya kemudian mengalami beberapa gejala neurologis yang tidak pernah dia alami sebelumnya.

Baca Juga: Viral Pria Modus Pura-Pura Tertabrak di Jakarta, Telah Ditangkap di Depok

“Saya sering mengalami sakit kepala yang hebat dan kelumpuhan mulai pada otot-otot wajah saya, sehingga sulit untuk tersenyum lurus. Saya kemudian diberikan dokter untuk melakukan pemindaian MRI,” katanya.

“Dokter kemudian mengabarkan saya beberapa bulan kemudian bahwa terdapat jamur hitam yang tumbuh pada otak saya dan dia tak percaya saya masih hidup," tambahnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express.

Padahal, mayoritas pengidap penyakit ini dapat bertahan hidup lama bila melalui rangkaian operasi.

Baca Juga: Tiru Selandia Baru, Malaysia Larang Orang yang Lahir Setelah 2005 Membeli Rokok

Bottenus mengatakan bahwa penyakit ini sangat langka karena kelainan yang ditularkan melalui darah seperti ini umumnya tidak sampai ke otak.

Penghalang kompleks yang terdiri dari pembuluh darah dan sel-sel organ ini umumnya membuat zat berbahaya seperti jamur keluar dari otak.

Setelah jamur hitam tumbuh di otak Bottenus, para dokter berjuang untuk mengobatinya karena penghalang yang sama tampaknya mencegah obat mencapai jamur juga.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah