Pasca Pemusnahan Ribuan Hamster, Toko Hewan Peliharaan Beroperasi Lagi di Hong Kong

- 31 Januari 2022, 16:38 WIB
Petugas dengan pakaian pelindung bekerja di dalam toko hewan peliharaan yang tutup di distrik Mong Kok setelah pemusnahan hamster diperintahkan untuk mengekang wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Hong Kong, Cina, 19 Januari 2022.
Petugas dengan pakaian pelindung bekerja di dalam toko hewan peliharaan yang tutup di distrik Mong Kok setelah pemusnahan hamster diperintahkan untuk mengekang wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Hong Kong, Cina, 19 Januari 2022. /Foto: REUTERS/LAM YIK/

“Lima toko, termasuk toko hewan peliharaan "Little Boss", yang jadi awal wabah, tetap tutup karena belum "lulus tes virus," kata Otoritas Hong Kong dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

"Di sisi lain, semua toko hewan peliharaan telah didesinfeksi dan dibersihkan secara menyeluruh dan tes usap yang dikumpulkan dari toko-toko ini semuanya telah lulus uji virus Covid-19," katanya.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat Harlah Ke-96 NU 31 Januari 2022, Cocok untuk Status dan Caption Media Sosial

Pemerintah mengatakan, Jumat, bahwa mereka akan memberikan kompensasi untuk toko hewan peliharaan yang menjual hamster, menawarkan hingga 30.000 dolar Hong Kong sekira Rp55 juta (kurs Rp1.800).

Warga yang dalam beberapa pekan terakhir membeli hamster, termasuk menjelang Natal 2021 diminta menyerahkan hewan piaraan mereka untuk dicek dan apa yang disebut pemerintah sebagai pemusnahan manusiawi.

Hamster merupakan hewan peliharaan favorit bagi penghuni apartemen. Ribuan orang menawarkan diri untuk mengadopsi hamster yang tak diinginkan.

Baca Juga: AS Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi, Indonesia di Posisi Berapa?

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, mengatakan para peneliti Hong Kong telah menemukan bukti bahwa hamster peliharaan dapat menyebarkan Covid-19.

Serta menghubungkan hewan tersebut dengan infeksi terhadap manusia di sana.

Namun, dampak ekonomi dan psikologi dari langkah-langkah keras Hong Kong dalam menghadapi virus kian meningkat, kata penduduk, di mana kebijakannya lebih ketat dibandingkan tahun 2020.***

Halaman:

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Reteurs


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah