"Perlu diingat bahwa penanganan dan pemasakan unggas dan telur yang tepat harus pada suhu internal 165 Farenheit untuk membunuh bakteri dan virus," kata perwakilan APHIS.
"Isolasi virus sedang berlangsung dan APHIS akan terus bekerja sama dengan Kantor Dokter Hewan Negara Bagian South Carolina, bagian dari Universitas Clemson, pada taggapan insiden bersama," katanya.
Tersiarnya kabar kemunculan virus itu patut diwaspadai, sebab Amerika Seerikat pernah menjadi korban terparah serangan virus burung.
Sedikitnya 50 juta unggas peliharaan mati termasuk ayam-ayam petelur pada 2014 dan 2015 lalu. (Lucky M. Lukman)***