Kawanan Tikus Invasi Jalanan Jepang yang Sepi karena Corona, Bisa Terjadi di Negara Lain

- 29 April 2020, 13:39 WIB
SUASANA di area hiburan Kabukicho, Tokyo, saat orang-orang tetap di rumah untuk perangi pandemi virus corona.*
SUASANA di area hiburan Kabukicho, Tokyo, saat orang-orang tetap di rumah untuk perangi pandemi virus corona.* /CHARLY TRIBALLEAU/AFP/

Baca Juga: Kisah Penggali Kubur Jenazah Pasien Virus Corona yang Harus Siaga 24 Jam

Jepang tidak memberlakukan karantina seperti yang dilakukan beberapa negara. Namun, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memberlakukan keadaan darurat di tujuh prefektur termasuk Tokyo pada 7 April 2020.

Dengan begitu, dia memberi wewenang kepada gubernur setempat untuk menutup sejumlah aktivitas usaha dan memaksa orang-orang tinggal di rumah.

Sementara itu, pejabat kesehatan Kitakyushu, Takao Koezuka mengatakan, sejauh ini tidak ada peningkatan keluhan tentang tikus yang berkeliaran di jalanan.

"Kita perlu melihat ini lebih dalam untuk memahami situasi," kata dia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat sempat menyebut, tidak ada bukti bahwa tikus dapat menurlarkan virus corona meski tikus dikenal dapat membawa penyakit.

Baca Juga: Tindak Lanjut dari Penelitian Pertama, Ilmuwan Uji Coba Nikotin untuk Obati Virus Corona

Kekhawatiran mengenai serangan tikus di Jepang sempat menarik perhatian menjelang penutupan pasar Tsukiji di Tokyo pada Oktober 2018.

Pasar itu dikenal sebagai pasar ikan tertua di dunia dan merupakan objek wisata utama.

Penutupannya memicu prediksi bahwa gerombolan tikus akan berpindah, termasuk ke daerah perbelanjaan kelas atas di Ginza.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah