Selain itu, mereka juga menggali sumur, membuat tempat api unggun, dan tempat untuk mencuci dengan alat seadanya. Mereka juga harus hidup berdampingan dengan hewan-hewan liar.
Baca Juga: Sekolah Diliburkan, Konsultasi Kehamilan Remaja di Jepang Justru Meningkat Selama Pandemi
Sebagai makanan, mereka hanya bertahan dengan mengonsumsi ubi jalar, nangka, serta sejumlah sayuran yang ada di hutan.
Kelima orang yang terdiri dari tiga pria dan dua wanita itu mengaku seringkali kelaparan jika tak menemukan makanan di hutan.
“Kami harus sadar sebanyak apa kami harus makan. Kami hanya mengonsumsi makanan dasar dan harus menghematnya agar mampu bertahan,” ujar Natalie.
Baca Juga: Kasus Pertama Kalinya, Anjing Bulldog Positif Virus Corona
Beruntung, ada sebuah vila terdekat yang dapat ditempuh selama 15 menit dengan berlayar. Di sana mereka dapat menggunakan air bersih, kabin portabel, serta WiFi.
Natalie sendiri mendapat julukan Sampah Tupai karena menghabiskan hari-harinya menyisir pantai untuk mencari sampah yang kemudian dapat digunakan untuk membangun struktur yang mereka sebut rumah.
Meski dipenuhi pikiran tentang kapan mereka bisa keluar dari pulau terpencil dan bisa kembali ke rumah mereka, namun Natalie dan rekan-rekannya sekarang harus melakukan apa yang mereka bisa untuk bertahan hidup.***