PIKIRAN RAKYAT - Institut Penelitian Medis Walter dan Eliza Hall di Australia mengatakan uji coba hidroksi klorokuin yang dilakukannya 'sangat-sangat berbeda' dengan penelitian yang telah dibatalkan.
Para peneliti yang menjalankan uji klinis berbasis di Melbourne mengatakan bahwa keputusan Wolrd Health Organization (WHO) untuk menghentikan uji coba obat tersebut tidak akan berdampak pada penelitian yang dilakukan mereka.
Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari SBS, Marc Pellegrini yang merupakan seorang peneliti mengatakan bahwa pengujian yang dilakukan pihaknya sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh WHO.
Baca Juga: Karena Gelombang Kedua Covid-19 Dikabarkan Jepang dan Tiongkok Lakukan Lockdown Lagi, Simak Faktanya
Dimana penelitian yang dilakukan oleh ia dan rekan-rekannya adalah kepada para peserta yang dinyatakan sehat bukan yang telah terjangkit pandemi COVID-19.
"Uji coba solidaritas WHO adalah dunia yang terpisah dari apa yang kami lakukan. Pahami bahwa itu sangat, sangat berbeda," kata dia.
Pada hari Senin, WHO mengumumkan bahwa mereka menunda untuk melakukan uji coba penggunaan hidroksi klorokuuin karena masalah keamanan.
Baca Juga: Demi Ketahui Gejala Virus Corona, Perusahaan di AS Targetkan Pembuatan Patch Pemantauan Suhu Tubuh
Keputusan penundaan itu dilakukan setelah para ilmuwan Amerika Serikat (AS) dan Swiss melaporkan dalam jurnal The Lancet bahwa hidroksi klorokuin dan obat serupa yakni klorokuin dapat menyebabkan tingkat kematian dan jantung berdebar lebih tinggi.
Marc Pellegrini mengatakan bahwa penulis jurnal The Lancet dengan jelas mengatakan bahwa temuan mereka tidak mempengaruhi uji klinis dalam penggunaan obat sebagai tidakan pencegahan.