Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hal tersebut sedikit membantu menjelaskan mengapa dirinya tidak menutupi identitas sebagaimana pada foto yang telah tersebar tersebut.
Namun, dirinya mengaku tersulut emosi yang mana pada akhirnya berujung pada upaya penjarahan di sebuah toko di Philadelphia, AS.
"Saya mulai merasakan kemarahan dari pembunuhan George Floyd dan perasaan energi dalam menghadapi ketidakadilan polisi nasional dari kerusuhan yang disambut di dalam diriku," kata dia sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.
"Bahkan hari ini, saya masih merasakan gairah sakit yang dibawa oleh ketidakadilan rasial yang sering diarahkan kepada orang-orang berwarna (hitam), termasuk saya sendiri. Emosi ini berjalan dalam," kata dia.
Baca Juga: Mengenal Antifa, Kelompok yang Dilabeli Teroris oleh Donald Trump Sebagai Dalang Kerusuhan di AS
Perihal tato peta Indonesia, dia mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di Philadelphia, AS.
"Saya adalah warga negara AS naturalisasi, tetapi saya lahir di pulau Jawa, Indonesia," ujarnya.
Dirinya pun memberikan klarifikasi bahwa tidak terlibat dalam aksi penjarahan ke sebuah toko yang berada di Philadelphia, AS.
"Sekarang saya menyesel mengunggah foto-foto itu. Sekali lagi, saya mohon maaf kepada semua masyarakat yang sudah terpengaruh negatif dan malu," katanya.
Baca Juga: Flare Besar Kembali Terjadi, Ilmuwan NASA Sebut Jadi Awal Baru Siklus Kehidupan Matahari