Wali, Penembak Jitu Paling Mematikan di Dunia Bergabung dengan Ukraina untuk Lawan Rusia

- 10 Maret 2022, 16:46 WIB
Ilustrasi sniper. Seorang penembak jitu paling mematikan sedunia bergabung ke Ukraina untuk melawan serangan Rusia.
Ilustrasi sniper. Seorang penembak jitu paling mematikan sedunia bergabung ke Ukraina untuk melawan serangan Rusia. /PIXABAY/dennistrevisanph /

PR BEKASI – Salah satu penembak jitu paling mematikan di dunia dilaporkan telah bergabung dengan pasukan Ukraina untuk melawan serangan pasukan Rusia. 

Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan dari sukarelawan asing untuk membantu Ukraina, melawan pasukan Rusia setelah Vladimir Putin melancarkan serangan pada 24 Februari 2022 lalu.  

Panggilan tersebut kemudian dijawab oleh seorang penembak jitu yang dikenal dengan nama panggilan Wali. 

Baca Juga: Heboh Seorang Wanita Niat Tularkan Covid-19 dengan Batuk ke Kemasan Saset dan Botol, Tuai Hujatan

Wali sendiri sebelumnya diketahui bertugas dengan Resimen 22 Tentara Kerajaan Kanada di Kandahar, Afghanistan dalam kurun waktu 2009 hingga 2011. 

Tak hanya itu, penembak jitu paling mematikan di dunia tersebut juga pernah bertugas di Irak pada 2015 lalu untuk membantu melumpuhkan pasukan ISIS. 

Dalam kehidupannya sehari-hari, Wali diketahui bekerja sebagai seorang programmer komputer hingga minggu lalu. 

Namun, kali ini dirinya kembali turun ke medan pertempuran setelah mendapatkan panggilan dari sahabatnya di Donbass, Ukraina timur. 

Baca Juga: Imbauan Dicabut, Tidak Perlu Lagi Jaga Jarak Saat Salat Berjemaah hingga Menumpang KRL

“Saya dihubungi oleh seorang teman untuk mengatur konvoi bantuan kemanusiaan netral ke wilayah Donbass,” katanya. 

Dia kemudian memutuskan untuk bergabung menjadi pasukan sukarelawan Ukraina setelah melihat kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia. 

"Saya akan pergi ke Ukraina untuk alasan kemanusiaan,” kata penembak jitu paling mematikan sedunia tersebut. 

"Seminggu yang lalu, saya masih memprogram hal-hal. Sekarang saya mengambil rudal anti-tank di gudang untuk membunuh orang. Itulah kenyataan saya sekarang,” tambahnya. 

Wali mengatakan bahwa dirinya tidak tega melihat kondisi warga Ukraina yang saat ini sedang diterpa kesulitan. 

Baca Juga: Wajib Disimak, Berikut 5 Langkah untuk Mencegah Stroke Sejak Dini

"Saya tahu ini mengerikan, tetapi  di kepala saya ketika melihat gambar kehancuran di Ukraina, anak sayalah yang saya lihat dalam bahaya dan yang menderita. Saya ingin membantu mereka. Sesederhana itu,” katanya. 

"Ketika saya melihat bangunan yang hancur, orang yang memilikinya, yang melihat dana pensiunnya terbakar, itulah yang saya lihat,” tambahnya.  

Menurutnya, saat ini Ukraina tengah mencoba untuk merebut kembali Ukraina seperti era Uni Soviet dulu.

“Saya harus membantu karena mereka dibombardir hanya karena mereka ingin menjadi orang Eropa dan bukan orang Rusia. Saya pergi ke sana karena alasan kemanusiaan," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 10 Maret 2022. 

Penembak jitu tersebut terpaksa meninggalkan istrinya, yang identitasnya dilindungi untuk alasan keamanan dan seorang putra berusia satu tahun. 

Wali disambut oleh warga Ukraina dengan pelukan dan jabat tangan ketika dia tiba di negara tersebut pada Jumat, 4 Maret 2022 lalu bersama tiga mantan tentara Kanada lainnya. 

Mereka berlindung di rumah yang ditinggalkan dan berencana untuk segera bergabung dengan pasukan pertahanan Ukraina. 

Lebih dari 20.000 orang dari 52 negara telah mengajukan diri untuk melawan pasukan Rusia dan akan bergabung dengan legiun internasional yang dibentuk oleh pemerintah Ukraina.*** 

 

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x