"Kelompok Negara Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pekan lalu di sebuah masjid di Kabul, jadi terlepas dari kenyataan bahwa Anda memiliki berita dan konferensi pers dari pemerintah bahwa mereka telah menghilangkan ISIL, bagaimana mereka dapat melakukan operasi yang sedemikian canggih?," kata dia.
Sementara itu, juru bicara kelompok tersebut Zbihullah Mujahed di unggahan media sosial mengatakan, serangan ini adalah bagian dari persekongkolan oleh 'musuh' pada saat krusial ketika pembicaraan damai sedang berlangsung.
Pemerintah Afghanistan menyebut serangan itu sebagai hal yang 'tidak manusiawi' dan juga tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam agama Islam.
Baca Juga: Dituduh Mencuri, Wanita Setengah Telanjang Diseret Motor dan Dicambuk oleh Tiga Polisi Kenya
Dengan terjadinya peledakan di masjid, Stefano Pontecorvo perwakilan sipil senior NATO di Kabul menekankan bahwa para pelaku harus diadili.
"Ketika kita menghadapi peluang historis untuk perdamaian, penganggu tidak bisa dibiarkan menganggu itu. Kami berdiri dengan #Afghanistan dalam perang melawan teror," katanya di Twitter seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.
“I strongly condemn the attack on Sher Shah Suri mosque. The perpetrators must be brought to justice. As we face a historical opportunity for peace, spoilers can’t be allowed to disrupt it. We stand with #Afghanistan in the fight against terror.”- #NATO SCR @pontecorvoste— NATO in Afghanistan (@NATOscr) June 12, 2020
Ledakan yang terjadi pada Jumat 12 Juni 2020 ini dikabarkan memiliki kesamaan dengan kejadian pada awal bulan Juni, ketika ledakan merobek salah satu masjid di Kabul yang terkenal dan menyebabkan kematian ulama Afghanistan Maulvi Ayaz Niazi.***