"Mereka adalah korban yang darah tak berdosanya yang berteriak ke langit dan memohon 'Hentikan perang ini! Biarkan senjata diam! Berhenti menabur kematian dan kehancuran'," kata Fransiskus dalam audiensi.
Paus kemudian mengangkat bendera Ukraina yang ternoda dan mengundang sekelompok anak-anak pengungsi Ukraina ditemani oleh dua wanita untuk bergabung dengannya di podium.
Baca Juga: One Piece 1046: Luffy Zoro Sanji Bangkit, Raizo Siapkan Misi Besar
Dia kemudian melipat bendera dan menciumnya.
Ia mengatakan jika anak-anak tersebut harus mengungsi dan datang ke negara asing karena perang.
"Jangan lupakan mereka, dan jangan lupakan rakyat Ukraina," tuturnya.
Baca Juga: Malaysia Adakan Program Khusus Ramadhan Saudi di Kuala Lumpur, Bagikan Kurma dan Al-Quran
Saat ini diperkirakan sekitar 90% dari lebih dari 4,2 juta pengungsi Ukraina yang telah meninggalkan negara mereka sejak invasi Rusia pada 24 Februari termasuk perempuan dan anak-anak.
Sehari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh PBB gagal menghentikan serangan brutal Rusia di negaranya, Paus Fransiskus menggemakan pernyataan itu.
Paus Fransiskus menambahkan dalam audiensinya, ia mengatakan bahwa banyak negara yang meletakkan empatinya terhadap Ukraina, akan tetapi banyak dari mereka justru beradu siapa yang memiliki kekuatan paling besar dan saat perang seperti ini justru mereka tengah menyaksikan impotensi organisasi internasional.