Terbukti Kurangi Risiko Kematian Pasien Corona, Inggris Menyesal Tidak Pakai Dexamethasone dari Awal

- 17 Juni 2020, 10:38 WIB
ILUSTRASI obat-obatan medis.*
ILUSTRASI obat-obatan medis.* /Pixabay / Steve PB/

PR BEKASI - Para peneliti di Inggris mengatakan telah menemukan bukti bahwa obat Dexamethasone atau Deksametason dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien pandemi virus corona atau Covid-19.

Deksametason adalah bagian dari percobaan terbesar di dunia yang menguji perawatan yang ada untuk melihat apakah obat yang tersedia luas di pasaran ini dapat bekerja dengan baik untuk Covid-19.

Para peneliti juga mengatakan seandainya obat Deksametason sudah digunakan sejak awal pandemi untuk mengobati pasien di Inggris, maka 5.000 nyawa akan dapat diselamatkan. Bahkan obat itu juga bisa bermanfaat bagi negara-negara miskin dengan jumlah pasien corona yang tinggi.

Baca Juga: Pekerja Migran Indonesia di Taiwan Nyaris Dipulangkan Agen Karena Alami Autoimun 

Dilansir BBC News, Rabu 17 Juni 2020, Kepala Petugas Medis untuk Inggris Profesor Chris Whitty mengatakan Deksametason akan menyelamatkan nyawa di seluruh dunia.

Dikabarkan bahwa sekitar 19 dari 20 pasien terinfeksi Covid-19 dinyatakan sembuh tanpa mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Kemudian, dari mereka yang dirawat sebagian besar dinyatakan sembuh. Tetapi beberapa mungkin membutuhkan oksigen atau ventilasi mekanis.

Obat Deksametason ini sudah digunakan untuk mengurangi peradangan di berbagai kondisi lainnya, termasuk radang sendi, asma, dan beberapa kondisi kulit.

Baca Juga: Dampak Kebijakan Baru The Fed, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Kompak Dibuka Menguat 

Dalam tahap uji coba yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford, sekitar 2.000 pasien rumah sakit diberikan deksametason dan dibandingkan dengan lebih dari 4.000 yang tidak.

Untuk pasien yang menggunakan ventilator, dapat mengurangi risiko kematian dari 40 persen menjadi 20 persen. Sementara pasien yang membutuhkan oksigen, dapat mengurangi risiko kematian dari 25 persen menjadi 20 persen.

Kepala penyelidik Profesor Peter Horby mengatakan, " Sejauh ini, inilah obat satu-satunya yang telah terbukti mengurangi angka kematian dan itu mengurangi secara signifikan. Ini menjadi terobosan besar."

"Ini adalah hasil yang baik. Manfaat bertahan hidup jelas dan besar pada pasien yang cukup sakit. Sehingga deksametason sekarang harus menjadi standar perawatan pada pasien Covid-19," kata Peter Horby seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Baca Juga: Beri Peringatan Jelang Masa Pensiun Kapolri Idham Azis, Boni Hargens Soroti Kriteria Penggantinya 

Sementara itu, peneliti utama Profesor Martin Landray mengatakan bahwa temuan ini menyarankan satu nyawa bisa diselamatkan untuk setiap delapan pasien dengan ventilator dan setiap 20 hingga 25 pasien dengan oksigen.

"Ada manfaat yang jelas, sangat jelas. Ini adalah obat yang juga tersedia secara global," ujarnya. Akan tetapi, Deksametason disebutkan tidak membantu orang yang memiliki gejala Covid-19 yang lebih ringan yang tidak membutuhkan bantuan pernapasan.

Sejauh ini, satu-satunya obat lain yang terbukti bermanfaat bagi pasien Covid-19 adalah remdesivir yang telah digunakan untuk Ebola. Remdesivir telah terbukti dapat mengurangi durasi gejala Covid-19 dari 15 hari menjadi 11 hari.

Tetapi bukti tersebut tidak cukup kuat untuk menunjukkan apakah Remdesivir dapat mengurangi angka kematian. Tidak seperti Deksametason, remdesivir adalah obat baru dengan persediaan terbatas dan harganya belum diumumkan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah