Tiongkok dan Jepang Kembali Saling Klaim Kepulauan, Sudah Berlangsung Sejak Abad Pertengahan

- 22 Juni 2020, 10:10 WIB
Kepulauan Senkaku/Diaoyus.
Kepulauan Senkaku/Diaoyus. /Google Maps/


PR BEKASI - Saat Tiongkok terlibat ketegangan dengan India di dataran tinggi Himalaya hingga tewaskan 20 tentara India, di tempat lain, Tiongkok juga memicu ketegangan dengan Jepang.

Tokyo dan Beijing mengklaim pulau-pulau tak berpenghuni yang dikenal sebagai Senkakus di Jepang dan Diaoyus di Tiongkok sebagai milik mereka.

Pulau tersebut menjadi sengketa sejak lama yang meibatkan kedua negara. Meski Jepang telah mengelola kepulauan itu sejak 1972. Kini Tiongkok mulai bergerak dengan menyandarkan kapalnya di gugusan pulau itu.

Ketegangan di pulau yang berjarak 1.900 kilometer dari Tokyo itu meningkat selama bertahun-tahun. Saling klaim status pulau itu sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Juga: Kembali Tersandung Kasus Hukum, John Kei 'The Godfather Jakarta' Disandingkan dengan Mafia Italia

Baik Jepang dan Tiongkok kemungkinan besar tidak akan mundur dari wilayah yang dianggap hak keduanya.

Kedua negara itu kini dalam situasi sama kuat untuk memperebutkan kepulauan itu.

Konflik di kepulauan Senkaku atau Diaoyus kini dapat memicu ketegangan lebih besar antara Tiongkok dengan militer Amerika Serikat.

Hal itu bisa terjadi tak lain karena antara Jepang dan Amerika Serikat memiliki perjanjian bersama. Jika wilayah Jepang diserang kekuatan asing, Amerika Serikat wajib mempertahankannya.

Menanggapi peningkatan kehadiran Tiongkok di wilayah perairan dekat pulau Senkaku sejak pertengahan April 2020, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga angkat bicara.

Dia menegaskan, kepulauan Senkaku masuk dalam wilayah kedaulatan Jepang.

"Kepulauan Senkaku berada di bawah kendali kami dan tidak diragukan lagi wilayah kami secara historis dan hukum internasional. Sangat serius bahwa kegiatan ini berlanjut. Kami akan menanggapi pihak Tiongkok dengan tegas dan tenang," kata Suga seperti dilaoprkan CNN.

Baca Juga: Cek Fakta: Anies Baswedan Disebut Akan Jual Gedung Pemerintah Pusat Jika Ibu Kota Negara Pindah

Tak ingin kalah, Jumat 19 Juni 2020, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menentang keras apa yang dikatakan Yoshihide Suga.

"Pulau Diaoyu dan pulau-pulau afiliasinya adalah bagian yang melekat dari wilayah Tiongkok dan itu adalah hak kami untuk melakukan patroli dan kegiatan penegakan hukum di perairan ini,” katanya.

Bahkan Global Times, media yang dikelola Pemerintah Tiongkok memuat laporan berjudul "Konservatif Jepang mengganggu pemulihan hubungan China-Jepang dengan menyulut sengketa Kepulauan Diaoyu."

Laporan itu mengkritik upaya yang berlangsung di prefektur Okinawa Jepang untuk mengubah administrasi kepulauan tersebut.

Baca Juga: Pakai Istilah Kung Flu untuk Virus Corona, Donald Trump: Saya Melakukan Pekerjaan Fenomenal

Atas hal itu, Jepang kini tengah mengupayakan pemisahan pulau-pulau dari bagian pulau Ishigaki yang padat untuk merampingkan praktik administrasi.

Hal itu termasuk kepulauan Senkaku yang dengan tegas disebut sebagai bagian dari wilayah Jepan dalam Resolusi Dewan Kota Ishigaki.

"Mengubah penunjukan administrasi pada saat ini hanya dapat membuat perselisihan lebih rumit dan membawa lebih banyak risiko krisis," kata Li Haidong, profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Hubungan Luar Negeri Tiongkok kepada Global Times.

Krisis kedua negara mengenai sengketa kepulauan itu pernah terjadi sebelumnya termasuk tahun 2012.

Saat itu, Jepang menasionalisasi pulau-pulau yang dimiliki secara pribadi untuk menangkal penjualan yang direncanakan gubernur Tokyo.

Rencana Jepang itu memicu protes jalanan besar dan sangat tidak biasa di seluruh Tiongkok, di tengah gelombang sentimen nasionalis.

Demonstrasi berubah menjadi kekerasan ketika pengunjuk rasa melemparkan puing-puing ke Kedutaan Besar Jepang di Beijing, menggeledah toko-toko dan restoran-restoran Jepang, serta menjungkirbalikkan mobil-mobil Jepang.

Tiongkok mengklaim, sejak tahun 1400-an, kepulauan itu sudah menjadi wilayah mereka sebagai titik singgah bagi nelayan saat melaut.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: CNN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x