Baca Juga: NASA Akan Luncurkan Tiga Roket dari Australia, Strategi Berikan Peluang Karier Generasi Muda
Para ahli percaya bahwa badai Matahari seperti itu dapat mengakibatkan hilangnya akses internet di Bumi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Bahkan, sebuah penelitian tahun 2021 yang dilakukan University of California mengatakan bahwa peluang terjadinya badai Matahari 12 persen lebih besar di masa depan.
Penulis utama penelitian, Profesor Stuart Bale mengatakan bahwa penelitian ini sangat penting untuk memahami bagaimana badai Matahari bekerja.
“Penelitian ini untuk mencari tahu bagaimana efek badai matahari yang dapat menyebabkan kiamat internet di masa depan,” katanya, dikutip PatriotBekasi-pikiranrakyat.com dari Express pada Selasa, 4 Juli 2023.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh PSP, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi fenomena aliran supergranulasi di dalam lubang koronal tempat munculnya medan magnet.
Ini dipercaya sebagai titik tengah badai Matahari berkecepatan tinggi yangbiasanya ditemukan di kutub Matahari selama periode tenang.
Profesor Bale mengatakan bahwa fenomena tersebut tidak secara langsung mempengaruhi Bumi.
Namun, selama fase aktif Matahari setiap 11 tahun, tepat saat bola api medan magnet berputar, lubang muncul di permukaannya dan menghasilkan semburan badai Matahari.
Baca Juga: Tanggapi Kritik Internasional, Korea Selatan Bentuk Biro Khusus Anti Perdagangan Manusia