Yakin Virus Corona Lebih Cepat Selesai daripada Flu Spanyol, WHO: Kita Punya Teknologi Lebih Baik

- 24 Agustus 2020, 06:49 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. /WHO

PR BEKASI – Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus berjanji akan menangani virus corona lebih cepat daripada pandemi lainnya.

Tedros membandingkan virus Corona dengan wabah pandemi flu Spanyol yang pada tahun 1918, dengan menyebut saat ini membutuhkan waktu dua tahun untuk berhenti.

WHO selalu berhati-hati dalam memberi perkiraan tentang seberapa cepat pandemi tersebut ditangani, sedangkan sampai saat ini belum ada vaksin yang terbukti dapat menangkal virus Corona.

Baca Juga: Hasil MotoGP 2020: Miguel Oliveira Juara dan Motor Vinales Terbakar 

Tetapi pada Jumat, Tedros mengatakan bahwa globalisasi memungkinkan penyebaran virus berlangsung lebih cepat daripada flu Spanyol pada tahun 1918.

Dia juga menambahkan bahwa dunia saat ini memiliki teknologi untuk menghentikannya yang tidak dimiliki sekitar 102 tahun yang lalu.

“Dan dalam situasi kita sekarang dengan lebih banyak teknologi dan tentu saja dengan lebih banyak koneksi, virus ini memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menyebar, virus ini dapat bergerak cepat karena sekarang kita lebih terhubung,” ungkapnya dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Sun.

“Tetapi di saat yang sama, kita juga memiliki teknologi dan pengetahuan untuk menghentikannya, kami berharap dapat menyelesaikan pandemi ini (dalam) kurang dari dua tahun, khususnya jika kami dapat menggabungkan upaya kami,” ucap Tedros melanjutkan.

Baca Juga: Kabar Terbaru Proyek Tanggul Laut Raksasa di Jakarta, KRCC Siap Rampungkan Laporan Akhir Tahun Ini 

Tedros mendesak negara-negara untuk terlibat dalam “kesatuan nasional” dan “solidaritas global”.

“Hal tersebut benar-benar penting dengan memasukkan peralatan yang tersedia ke tahap maksimal dan berharap kita dapat memiliki alat tambahan seperti vaksin,” ucap Tedros.

Pihak emergency chief WHO, Dr. Michael Ryan mencatat bahwa pandemi flu Spanyol tahun 1918 menghantam bumi dalam tiga gelombang yang berbeda.

Dia mengatakan gelombang kedua yang dimulai selama musim gugur tahun 1918 merupakan gelombang yang paling mengahancurkan.

Baca Juga: Bertekad Mewujudkan Swasembada Daging, Mentan Panen 1.000 Ekor Pedet di Lombok 

“Virus ini tidak memperlihatkan pola gelombang yang serupa, ketika virus tidak dikendalikan, ia melompat kembali ke atas,” ungkap Ryan.

Dia menambahkan bahwa meskipun virus penyebab pandemi sering kali bersesuaian dengan pola musiman namun hal tersebut tampaknya tidak terjadi pada Covid-19.

Dokter mengatakan peningkatan dalam kasus sebagian besar turun untuk generasi muda yang terinfeksi.

Menurut laporan Reuters, lebih dari 22,81 juta orang telah terinfeksi oleh virus Corona secara global sejak virus tersebut pertama kali diidentifikasi di Tiongkok tahun lalu dan 793.382 orang telah meninggal dunia.

Angka penambahan baru telah meningkatkan kekhawatiran tentang gelombang kedua yang bisa melanda Benua.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah