Shinzo Abe Mundur, Pria Ini Digadang-gadang Jadi Kandidat Terkuat Penggantinya

- 30 Agustus 2020, 07:59 WIB
Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga saat menghadiri wawancara dengan Reuters, di Tokyo, Jepang, 26 Agustus 2020.
Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga saat menghadiri wawancara dengan Reuters, di Tokyo, Jepang, 26 Agustus 2020. /Reuters

PR BEKASI - Shinzo Abe, Perdana Menteri dengan masa jabatan terlama di Jepang, telah menyampaikan pengunduran dirinya pada Jumat lalu. Hal itu disebabkan karena kondisi kesehatannya yang kian memburuk.

Kini, setelah berita pengunduran dirinya tersebar, sejumlah pihak mulai menyiapkan panggung untuk pemilihan kepemimpinan dalam partai yang berkuasa, yakni Partai Demokrat Liberal (LDP).

Yoshihide Suga, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Sekretaris Kabinet, digadang-gadang akan muncul sebagai pesaing kuat untuk menggantikan Shinzo Abe sebagai PM Jepang.

Baca Juga: Ribuan Warga Demonstran 'Anti-Corona' Kembali Banjiri Kota Berlin Jerman Tolak Lockdown 

Suga yang saat ini berusia 71 tahun mengatakan, dia tidak menginginkan jabatan itu. Tetapi komentar seperti itu telah dipertanyakan oleh sejumlah media secara agresif dalam beberapa hari terakhir. Hal tersebut lantas membuat Suga menjadi perhatian publik.

"Mereka benar-benar akan mencoba membuat Suga menggantikan Abe dan melanjutkan pemerintahan Abe, tanpa harus Abe yang menjabat," kata Koichi Nakano, Profesor Ilmu Politik Universitas Sophia, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Dalam wawancara minggu ini, Suga menekankan perlunya memacu pertumbuhan ekonomi melalui pengetatan pembatasan untuk menahan laju penyebaran virus. Hal ini merujuk pada kebutuhan untuk mempromosikan wisata.

Baca Juga: Telat Latihan karena Ketiduran, Dua Pemain Timnas U-19 Dicoret Sebelum Berangkat ke Kroasia 

"Kami perlu mempertimbangkan apa yang dapat kami lakukan untuk mencegah ekonomi semakin jatuh," kata Suga di kantor parlemennya, di mana foto besar dirinya berdiri di samping Presiden AS Donald Trump dipajang.

Sebagai seorang politisi, Suga dipilih Abe pada tahun 2012 untuk peran penting sebagai Sekretaris Kabinet yang bertindak sebagai juru bicara pemerintah, mengoordinasikan kebijakan, dan menunggangi birokrat.

Menurut media domestik, pemungutan suara LDP akan diadakan pada 15 September 2020. Dan siapa pun pemenang pemungutan suara LDP, hampir dipastikan akan menjadi PM karena merupakan mayoritas partai di parlemen.

Pemenang akan menjalani sisa jabatan Abe sebagai PM dan juga sebagai pemimpin LDP yang masa jabatannya berakhir pada September 2021.

Baca Juga: Sambut Hari Jadi ke-70 Kabupaten Bekasi, Karang Taruna Gelar Aksi Donor Darah 

Selain Yoshihide Suga, berikut ini beberapa kandidat yang diduga kuat akan mencalonkan diri dalam pemungutan suara LDP.

1. Mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba (63), seorang ahli keamanan, juga diperkirakan akan mencalonkan diri dalam pemungutan suara LDP. Sebagai seorang kritikus pemerintahan Abe, Ishiba populer di kalangan publik, tapi kurang populer di kalangan anggota parlemen.

2. Mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida (63), yang selama ini dipandang sebagai pewaris favorit untuk menggantikan Abe, dirinya mengatakan pada hari Jumat bahwa dia akan mencalonkan diri dalam pemilihan partai.

3. Menteri Pertahanan Taro Kono (53) yang merupakan kandidat potensial berikutnya. Dirinya memiliki citra maverick atau seseorang yang memiliki sudut pandang yang tidak biasa, tetapi dirinya harus mengikuti kebijakan Abe.

Baca Juga: Rayakan 25 Tahun Berkarya, Melly Goeslaw dan Anto Hoed Luncurkan 'Argentium' 

4. Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi (64), yang memiliki reputasi sebagai seorang negosiator tangguh.

5. Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi (39), dirinya populer tapi oleh banyak orang dirinya dipandang masih terlalu muda.

Format yang dipilih para eksekutif partai untuk memilih pemimpin mereka berikutnya, nantinya akan berdampak besar pada hasilnya.

Biasanya, pemilihan suara dilakukan oleh anggota parlemen LDP bersama dengan anggota partai akar rumput. Namun, dalam kasus pengunduran diri yang mendadak, pemungutan suara dapat dilakukan dengan peserta yang dipersempit, yakni oleh anggota parlemen dan perwakilan partai lokal.

Baca Juga: Gelar IGDS 2020, Kemenperin Dorong Pertumbuhan Industri Desain Produk Kemasan 

Menurut Steven Reed, Profesor Emeritus di Universitas Chuo, pemilu reguler bisa memberi Shigeru Ishiba kesempatan yang lebih baik.

Karena pada tahun 2012, Ishiba pernah mengalahkan Abe dalam jejak pendapat partai putaran pertama yang menyertakan anggota biasa. Tetapi, Ishiba gagal memenangkan mayoritas dan kalah di putaran kedua, ketika hanya anggota parlemen yang memberikan suara.

Sedangkan pembicaraan tentang Suga sebagai pesaing kuat mulai meluap pada April 2019 setelah dia meluncurkan nama era kekaisaran baru "Reiwa", untuk digunakan pada kalender Jepang setelah penobatan kaisar baru.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah