PR BEKASI – Asosiasi dokter di Korea Selatan akhirnya mencapai dua kesepakatan terpisah dengan pemerintah dan Partai Demokrasi yang berkuasa, pada hari Jumat, 4 September 2020.
Kesepakatan tersebut yakni untuk memulai kembali pembicaraan mereka mengenai reformasi medis dengan lebih banyak masukan dari dokter, ketika wabah Covid-19 mereda.
Han Jung Ae selaku ketua pembuat kebijakan partai demokrasi dan Choi Dae-zip selaku kepala asosisasi medis korea melaporkan, setelah melakukan diskusi selama 1 jam yang dimulai pada hari kamis, menghapuskan lima poin perjanjian pada pukul 10.00 KST atau sekitar pukul 8.00 WIB.
Baca Juga: Jalin Kerja Sama dengan Amazon, Marvel dan Sony Pictures TV akan Rilis Serial 'Silk'
Di bawah kesepakatan, mereka akan membawa skema reformasi pemerintah yang dimaksudkan untuk memperluas jumlah dokter baru kembali ke titik awal untuk diskusi lebih lanjut dengan menyertakan tenaga kesehatan profesional.
Pada bulan Juli, partai yang berukasa dan Menteri Kesehatan berencana untuk memperluas kuota penerimaan di sekolah kedokteran sebesar 4.000 untuk lebih dari 10 tahun dan akan dimulai pada tahun 2022.
Mereka juga akan membuka sekolah kedokteran umum yang baru guna mengatasi kesenjangan dalam infrastruktur medis yang terpusat di Seoul dan daerah sekitarnya.
Baca Juga: Pergi Jalan-jalan Bersama Teman, Seorang Remaja Tewas Dianiaya Sekelompok Orang di Kebayoran Lama
Rencana tersebut memicu reaksi secara cepat dari dokter yang menyebabkan dokter junior melakukan aksi mogok dari tanggal 21 Agustus.