Dolar Melemah dan Penundaan Vaksin COVID-19, Harga Emas Berjangka Justru Alami Kenaikan

- 10 September 2020, 07:36 WIB
Ilustrasi emas batang.
Ilustrasi emas batang. /PEXELS/Michael Steinberg

Isabel Schnabel yang merupakan anggota dewan ECB, sebelumnya mengatakan bahwa perkembangan ekonomi sejak Juni secara luas sejalan dengan ekspektasi bank sentral, sehingga baseline bank masih dipertahankan.

Sementara itu, uji coba global vaksin Covid-19 eksperimental AstraZaneca dihentikan untuk sementara karena munculnya penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada relawan peserta penelitian.

Baca Juga: Injak Rem Darurat Pemprov Jakarta Ingatkan 9 Poin Penting Terkait PSBB Total yang Berlaku Kembali

Menurut Ole Hansen, seorang Analis Saxo Bank, berita penundaan tersebut mungkin secara tidak langsung mendukung emas, karena dapat menyebabkan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan dan ekspektasi lebih lanjut dari stimulus fiskal.

Pandemi telah memaksa bank-bank sentral utama untuk memberikan stimulus besar-besaran, membantu harga emas melonjak sekitar 28 persen sepanjang tahun ini karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi penurunan nilai mata uang dan inflasi.

"Tapi reli emas ini tampaknya rapuh, dari sudut pandang teknis, kamis membutuhkan emas untuk ditutup di atas 1.950 dolar AS (Rp28.931.175) agar bullish mengambil kendali," tutur Harberkorn.

Baca Juga: Jakarta Sulit Tekan Pergerakan Orang, Anies Baswedan: Akan Koordinasi dengan Kemenhub dan Bodetabek

Harga logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 9.2 sen atau 0.34 persen menjadi ditutup pada 27.083 dolar AS (Rp401.816) per ounce.

Sedangkan harga Platinum untuk pengiriman Oktober naik 14.6 dolar AS (Rp216.612) atau 1.6 persen menjadi ditutup pada 924.9 dolar AS (Rp13.722.278) per ounce.***

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x