Muslim Uighur Ditahan dan Diperlakukan Kejam, Warganet Serukan Dukungan dengan Ganti Profil Mereka

- 20 September 2020, 20:02 WIB
Foto yang digunakan warganet sebagai bentuk dukungan kepada muslim Uighur.
Foto yang digunakan warganet sebagai bentuk dukungan kepada muslim Uighur. /Twitter/@adcrebts_/

PR BEKASI – Warganet tampak kompak menggubah foto profil mereka dengan menggunakan sebuah gambar ilustrasi seorang Muslim yang digambar berwarna biru dengan mulut ditutup oleh tangan berwarna merah.

Alasan dari penggunaan foto profil tersebut di akun media sosial mereka, merupakan bentuk solidaritas terhadap Muslim Uighur di Tiongkok.

Terlihat dari lambang negara Tiongkok di bagian dahi Muslim pada gambar tersebut, warganet ramai menyerukan aksi solidaritas mereka melalui berbagai media sosial.

Baca Juga: Viral Video Asusila, Lomba Rancap di Semarang Direspons Jenaka Warganet

Salah satunya Twitter, warganet mengunggah informasi mengenai keadaan Muslim Uighur di Tiongkok yang diperlakukan secara kejam oleh pemerintah Tiongkok.

"1 juta muslim uighur sedang ditahan di Kamp Konsentrasi di Tiongkok! Mereka dipaksa makan daging babi dan minum alkohol (yang haram). Mereka telah dicuci otak, disiksa, dan disingkirkan dari keyakinan agama mereka," kicau pemilik akun @ahadrami1 sambil menyertakan foto ilustrasi muslim Uighur, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Minggu, 20 September 2020.

Unggahan yang telah disukai lebih dari 600 pengguna dan dibagikan sebanyak lebih dari 900 kali tersebut juga menyertakan foto yang sepertinya merupakan Muslim Uighur di Kamp Konsentrasi Tiongkok, menggunakan pakaian biru dan duduk berbaris.

Baca Juga: Buka Suara Terkait Penghapusan Mapel Sejarah, Nadiem: Kakek Saya Tokoh Perjuangan

"Breaking @ians_india: membenarkan kamp konsentrasi mereka untuk muslim Uighur, rezim partai komunis Tiongkok mengakui bahwa mereka rata-rata menundukkan 1.3 juta orang setiap tahun, ke dalam program pengaturan ulang pikiran sejak tahun 2014," kicau pemilik akun @AartiTikoo yang merupakan seorang editor di media India, IANS.

"Partai Komunis Tiongkok menganggap Islam sebagai ‘penyakit mental yang perlu disembuhkan’," cuitnya melanjutkan yang disukai oleh lebih dari 3.000 pengguna.

Hillel Neuer, seorang pengacara internasional dan aktivis hak asasi manusia juga menuliskan dalam unggahannya melalui akun Twitter bahwa Tiongkok mengecam munculnya "diskriminasi ras dan kebencian" selama pandemi Covid-19, di Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Baca Juga: Melulu Lihat dari Sudut Pekerja, Ekonom: RUU Cipta Kerja harus Dilihat dari Perspektif Pencari Kerja

"Tiongkok menggiring 1 juta mulsim di Uighur ke kamp dan memaksakan pendidikan ulang, menghancurkan masjid Uighur, dan membungkam pelapor Uighur," kicaunya melalui akun @HillelNeuer dan telah disukai lebih dari 500 pengguna.

Direktur Eksekutif dari Human Rights Watch, Kenneth Roth, mempertanyakan Presiden Turki yang memberikan pelukan hangat kepada Presiden Tiongkok.

"Mengapa Presiden Turki, Erdogan, yang menunjuk dirinya sebagai pembela dunia muslim, memeluk Presiden Xi Jinping dengan sangat hangat," tulis Kenneth Roth melalui akun Twitter @KenRoth yang disukai oleh lebih dari 300 pengguna.

Baca Juga: Hasrat Balas Dendam Masih Ada Usai Kematian Qassem Soleimani, Iran Ancam Bunuh Duta Besar AS

"Sementara pemerintah Tiongkok menahan 1 juta muslim Uighur dan muslim Turki lainnya untuk memaksa mereka meninggalkan Islam serta budaya mereka?" cuitnya melanjutkan.

Warganet pun meminta orang-orang untuk menggunakan foto profil tersebut, dan menyebarkan kesadaran dengan apa yang terjadi kepada Muslim Uighur saat ini.***

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x