Berlakukan Lockdown Kedua, Ribuan Warga Israel Marah dan Minta Benjamin Netanyahu untuk Mundur

- 27 September 2020, 14:58 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. /AP/Abir Sultan/

PR BEKASI - Ribuan orang Israel berkumpul di Kota Yerusalem pada Sabtu, 26 September 2020.

Mereka menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sehari setelah Pemerintah Israel memperketat lockdown untuk menekan terjadinya kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Antrean panjang mobil yang membawa orang-orang dari seluruh negeri menyebabkan kemacetan lalu lintas di Kota Yerusalem.

Selain itu, aksi protes kecil juga diadakan di jembatan dan juga berbagai persimpangan jalan di seluruh negeri.

Baca Juga: Kakek Bersarung Kepergok Jalankan Aksinya dengan Mahasiswi, SatPol PP Minta Keduanya Segera Menikah

Menurut laporan dari media Israel, pengunjuk rasa juga berkumpul di Tel Aviv dan Caesarea, terdapat sekitar 16.000 orang bergabung dengan aksi demonstrasi yang dilaksanakan secara langsung.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Israel memulai lokcdown nasional untuk kedua kalinya pada 18 September 2020, dalam upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di Israel yang saat ini mencapai angka tertinggi di dunia jika dihitung per kapita.

Pada Jumat, 25 September 2020, pembatasan di Israel semakin diperketat, termasuk membatasi perjalanan internasional dan juga menghadiri ibadah dalam ruangan.

Tetapi anggota parlemen memblokir proposal pemerintah yang akan membatasi pertemuan protes untuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 20 orang atau kurang dan mengharuskan semua pengunjuk rasa berada dalam jarak 1 km dari rumah mereka.

Baca Juga: Kado Ulang Tahun ke-22, Google Akan Batasi Pertemuan di Google Meet Hanya 60 Menit Mulai Bulan Depan

Para pengunjuk rasa mengatakan, semakin pemerintah berupaya memblokir mereka, maka mereka akan semakin termotivasi untuk turun ke jalan selama 14 minggu berturut-turut.

"Saya datang ke sini karena alasan mereka yang mencoba untuk menghentikan protes. Orang-orang di sini adalah kesempatan terakhir bagi Israel untuk bebas dan demokratis," kata Adi, ayah tiga anak berusia 48 tahun dari Tel Aviv, yang ikut berdemonstrasi di luar kediaman resmi Netanyahu.

Netanyahu ditekan untuk turun dari jabatannya karena diduga terlibat penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Namun, Netanyahu menyangkal tuduhan tersebut.

Saat ini, Israel telah mencatat lebih dari 225.000 kasus positif Covid-19, dengan 1.417 kematian dari populasi 9 juta orang.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x