Berebut Wilayah Sengketa, Militer Armenia dan Azerbaijan Saling Baku Hantam di Nagorno-Karabakh

- 27 September 2020, 19:42 WIB
Ilustrasi peta yang menampilkan wilayah Armenia (hitam), Azerbaijan (orange), serta wilayah sengketa Nagorno-Karabakh (putih).* /Al Jazeera/
Ilustrasi peta yang menampilkan wilayah Armenia (hitam), Azerbaijan (orange), serta wilayah sengketa Nagorno-Karabakh (putih).* /Al Jazeera/ /

 

PR BEKASI – Armenia telah mendeklarasikan darurat militer dan memerintahkan militernya untuk melakukan mobilisasi setelah Azerbaijan menyerang wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

Pertempuran sengit antara dua musuh bebuyutan itu pecah pada Minggu, 27 September 2020 karena mereka saling menyalahkan atas serangan yang menyebabkan laporan korban jiwa.

Armenia menuduh tetangganya, Azerbaijan menyerang pemukiman sipil di Nagorno-Karabakh yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, akan tetapi wilayah tersebut dikendalikan oleh pasukan Armenia termasuk kota utama Stepanakert.

Baca Juga: Mantan Anggota Tim Mawar Masuk Kemenhan, KontraS: Bukti Pemerintah Abai terhadap Isu Pelanggaran HAM

Kementerian Pertahanan Armenia menyatakan pasukannya menjatuhkan dua helikopter Azerbaijan dan tiga pesawat tak berawak sebagai tanggapan atas serangan yang dikatakan dimulai pada 04.10 waktu setempat.

Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pihaknya telah melancarkan serangan balasan untuk menekan aktivitas tempur Armenia dan memastikan keselamatan penduduk.

Diketahu Azerbaijan menggunakan tank, rudal artileri, penerbangan tempur dan pesawat tak berawak untuk menggempur militer Armenia.

Baca Juga: Diklaim Ampuh Sembuhkan Pasien Covid-19, Berikut 5 Rekomendasi Obat untuk Lawan Virus Corona

Kementerian tersebut mengatakan sebuah helikopter Azerbaijan telah jatuh tetapi awaknya selamat.

"Ada laporan tentang korban tewas dan terluka di antara warga sipil dan prajurit militer," kata Hikmet Hajiyev, juru bicara kepresidenan Azerbaijan, dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan dalam sebuah pernyataan mengatakan pemerintah Armenia telah memutuskan untuk mendeklarasikan darurat militer dan mobilisasi total, serta memberitahu warga untuk bersiap-siap untuk mempertahankan tanah airnya.

Baca Juga: Vanuatu Sentil Indonesia Soal HAM di Papua dalam Sidang PBB, Diplomat RI: Terus Terang Saya Bingung

Sementara itu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu bahwa ada kerugian di antara pasukan Azerbaijan dan penduduk sipil akibat serangan Armenia.

Dia memperingatkan bahwa mereka yang menggunakan taktik intimidasi terhadap Azerbaijan akan menyesalinya.

Dirinya menambahkan bahwa Azerbaijan akan mempertahankan wilayahnya, termasuk Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Sejumlah Perumahan Tempat Karyawan Kena Imbas Penyebaran Covid-19 dari Klaster Industri di Bekasi

Di Nagorno-Karabakh, para pejabat juga mengumumkan darurat militer dan memerintahkan warga bersiap untuk mengungsi.

Seorang pejabat Nagorno-Karabakh mengatakan ada korban sipil di antara penduduk di wilayah tersebut.

Secara terpisah, juru bicara kementerian pertahanan Armenia mengatakan seorang wanita dan anak Armenia tewas di Nagorno-Karabakh.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, ini merupakan pertempuran terburuk selama bertahun-tahun antara Azerbaijan dan Armenia, yang telah bersaing selama beberapa dekade dalam sengketa wilayah atas Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Kaukus Ekonom Hijau Sebut Polusi Udara Bisa Sebabkan Krisis seperti Pandemi Covid-19

Etnis Armenia di wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, memulai perang yang menewaskan sekitar 30.000 orang dan meninggalkan Nagorno-Karabakh di luar kendali Azerbaijan.

Meskipun gencatan senjata disepakati pada tahun 1994, Azerbaijan dan Armenia sering saling menuduh melakukan serangan di sekitar Nagorno-Karabakh dan di sepanjang perbatasan Azerbaijan-Armenia yang terpisah.

Pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa Nagorno-Karabakh sebagian besar terhenti sejak perjanjian gencatan senjata.

Baca Juga: 5 Fakta Konser Dangdut yang Digelar di Tengah Lonjakan Covid-19 hingga Datangkan Ribuan Penonton

Grup Minsk, yang mencakup Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, telah bekerja untuk menengahi perselisihan tersebut, tetapi dorongan besar terakhir untuk kesepakatan damai gagal pada tahun 2010.

Rusia pada Minggu menyerukan gencatan senjata segera dan memulai pembicaraan antara kedua negara.

"Kami menyerukan pihak-pihak untuk segera menghentikan tembakan dan memulai pembicaraan untuk menstabilkan situasi," kata kementerian luar negerinya.

Baca Juga: Sarat Kepentingan, Baliho Raksasa #ErickOut Buat Geger Warga Banten

Sedangkan Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin lewat akun twitternya mengatakan Armenia telah melanggar gencatan senjata.

"Armenia telah melanggar gencatan senjata dengan menyerang pemukiman sipil. Komunitas internasional harus segera mengatakan hentikan provokasi berbahaya ini,” katanya.

Pada Juli, bentrokan hebat di sepanjang perbatasan kedua negara, ratusan kilometer dari Nagorno-Karabakh telah menewaskan sedikitnya 17 tentara dari kedua sisi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah