Mereka menjual potongan adonan yang digoreng dan dikenal dengan nama lokal ‘Pa Tong Go’ yang dijual seharga 50 baht atau sekira Rp23.500.
Antrean biasanya dimulai dari pukul 4 pagi dan penduduk setempat rela mengantre untuk menikmati panganan sarapan dan staf penjualan mengatakan bahwa makanan tersebut biasanya sudah habis terjual dalam waktu dua jam.
Thai Airways yang mengalami kebangkrutan akibat utang yang dimiliki ini mengklaim bahwa mereka memperoleh 400.000 baht atau sekira Rp188.204 ribu per hari atau 10 juta baht yang setara Rp4,705 miliar per bulan.
Kepala maskapai mengungkapkan bahwa perusahaan berusaha meningkatkan bisnis katering untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan menyelamatkan diri dari pandemi akibat penutupan perjalanan maskapai internasional di Thailand karena PSBB ketat sejak 22 Maret 2020.
Baca Juga: Jawab Tudingan Gerakkan Massa Demonstrasi, SBY: Hubungan Saya dengan Airlangga, Luhut, atau BIN Baik
Thai Airways telah mencoba berbagai cara untuk menghasilkan uang selama COVID-19, salah satunya membuka restoran bertema pesawat di Bangkok.
Salah satu cara yang berhasil adalah menjual adonan yang digoreng yang merupakan jenis makanan street food ini karena cukup laku.***