Kabar Duka, Tokoh Penting dalam Rekonsiliasi Suriah Syekh Adnan Meninggal Dunia Akibat Dibom

- 24 Oktober 2020, 06:15 WIB
Bom mobil menewaskan Mufti Agung Damaskus Adnan al-Afyouni di kota Qudssaya, Suriah pada Kamis, 22 Oktober 2020.
Bom mobil menewaskan Mufti Agung Damaskus Adnan al-Afyouni di kota Qudssaya, Suriah pada Kamis, 22 Oktober 2020. /Al Jazeera

PR BEKASI - Adnan al-Afiyuni, mufti Muslim Sunni di Damaskus, Suriah meninggal dunia akibat terluka setelah sebuah bom ditanam di mobilnya di kota Qudssaya.

Syekh Adnan adalah sosok ulama yang mempunyai peran sangat penting dalam proses rekonsiliasi konflik di Suriah.

Ia juga merupakan ulama yang mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dan oposisi karena integritasnya yang tinggi.

Seorang pemimpin Muslim Suriah terkemuka yang bertanggung jawab atas wilayah Damaskus tewas pada hari Kamis ketika sebuah bom yang ditanam di mobilnya meledak di luar ibu kota, kata kantor berita negara SANA. 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs sana.sy, Adnan al-Afiyuni, mufti Muslim Sunni untuk provinsi Damaskus, dianggap dekat dengan Presiden Bashar al-Assad yang berasal dari cabang Alawit dari Syiah Islam. 

Pengawas perang Observatorium Suriah Mazen Eyon mengatakan, untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) sarjana Muslim berusia 66 tahun itu memainkan peran kunci dalam mencapai kesepakatan rekonsiliasi dengan pejuang pemberontak di pinggiran ibu kota selama perang sembilan tahun negara itu. 

“Afiyuni tewas akibat bom yang ditanam di mobilnya di kota Qudssaya, barat laut ibu kota,” kata Mazen.

Baca Juga: Bergerak Atasi Banjir, Anies Baswedan Akan Pilih Kelompok Warga untuk Digusur, Catat Kriterianya 

Pada September 2016, Afiyuni pernah memimpin salat ketika al-Assad tampil ke publik yang merupakan peristiwa yang langka yakni merayakan festival Muslim Idul Adha di Daraya, di wilayah luar Damaskus, setelah pemberontak terakhir dievakuasi bulan sebelumnya berdasarkan kesepakatan penyerahan.

Pemimpin Muslim, yang berjanggut putih panjang itu, memuji kota Daraya sebagai contoh bagi Suriah.

Dia mengatakan kepada mereka yang mendengarkan Daraya adalah "bukti hidup bagi semua warga Suriah bahwa satu-satunya pilihan yang tersedia bagi Anda adalah rekonsiliasi dan meninggalkan pertempuran".

Ledakan relatif jarang terjadi di dalam dan sekitar ibu kota sejak pasukan pemerintah mengusir pemberontak dan pejuang terakhir dari depan pintunya pada tahun 2018.

Setelah serangkaian kemenangan militer yang didukung oleh sekutu utama Rusia, pemerintah telah mendapatkan kembali kendali atas hampir 70 persen negara itu, kata SOHR.

Pemantau tersebut mengatakan perang Suriah telah menewaskan lebih dari 380.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka sejak mulai tahun 2011 dengan penindasan terhadap protes anti-pemerintah.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: SANA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah