Seakan Tak Puas Hina Islam dengan Karikatur Nabi Muhammad, Kini Prancis Buat Karikatur Cabul Erdogan

- 28 Oktober 2020, 14:25 WIB
Majalah Prancis, Charlie Hebdo, jadikan karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berperilaku cabul sebagai cover.
Majalah Prancis, Charlie Hebdo, jadikan karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berperilaku cabul sebagai cover. /Twitter/ @CharlieHebdo

PR BEKASI - Polemik yang dituai Prancis hingga saat ini nampaknya masih hangat di kalangan umat Islam di seluruh dunia dan rupanya hal itu akan berbuntut panjang.

Kalimat-kalimat yang disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang seolah-olah menyudutkan agama Islam dan yang lebih parahnya lagi, dirinya membiarkan penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW oleh Majalah Charlie Hebdo yang telah mendapat  banyak kecaman dari seluruh umat Islam di dunia.

Namun, tak puas sampai di situ, baru saja Majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo memajang karikatur cabul Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. 

Baca Juga: Cek Fakta: Pemilik SIM C Dikabarkan Akan Dapat Bantuan Covid-19 Rp900.000 dari Pemerintah

Pemerintah Turki pun langsung mengutuk keras tindakan tidak terhormat tersebut.

Menurut Juru Bicara Presiden Turki, Fahrettin Altun, gambar-gambar yang diterbitkan majalah Prancis itu sangat tercela.

Selain gambar yang tidak pantas, ia mengatakan bahwa majalah Charlie Hebdo sama sekali tidak memiliki rasa kemanusiaan.

Baca Juga: Pemerintah Panggil Dubes Prancis, DPR Minta WNI di Eropa Ikut Diawasi

"Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme budaya dan kebencian," tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Anadolu Agency, Rabu, 28 Oktober 2020.

Ia pun menuduh bahwa produk tersebut berasal dari lingkungan budaya xenofobia, islamofobia, dan intoleran seperti yang diinginkan kepemimpinan Prancis ke negara mereka. 

Dalam ulasan tersebut, Altun menggarisbawahi bahwa posisi Turki yang menentang setiap kekerasan dan tindakan terorisme terhadap warga sipil.

Baca Juga: PPP Kecam Pernyataan Emmanuel Macron yang Dinilai Menyudutkan Agama Islam

"Kami tidak akan tinggal diam dalam menghadapi serangan menjijikkan terhadap budaya dan agama kami, tidak peduli dari mana asalnya," ucapnya.

Meski begitu, ia menyatakan bahwa Turki tidak akan melakukan hal yang serupa sebagai pembalasan. Altun kemudian menyerukan agar negara-negara Eropa untuk melawan tindakan rasisme yang dilakukan Prancis.

Hal serupa juga disampaikan oleh Juru Bicara Kepresidenan Turki lainnya, Ibrahim Kalin. Ia mengatakan bahwa karikatur Erdogan yang dibuat Charlie Hebdo menyerang hak individu dan humor atau kebebasan berbicara.

Baca Juga: Tak Dapat Izin Kemenpora, Peluncuran Mandalika Racing Team Indonesia Diundur

"Tujuan dari publikasi ini, tanpa moralitas dan kesopanan, adalah untuk menabur benih kebencian dan permusuhan," katanya dalam unggahan di Twitter.

Kalin pun mengajak setiap orang untuk mengutuk tindakan ini. Ia merasa bahwa karikatur ini mengubah kebebasan berekspresi menjadi permusuhan terhadap agama dan kepercayaan.

Sampul karikatur Charlie Hebdo edisi Rabu yang dirilis daring pada Selasa, 27 Oktober menunjukkan Erdogan memakai kaos dan celana pendek, memegang minuman, lalu tangan kirinya mengangkat baju wanita berhijab hingga bokongnya terlihat.

Baca Juga: Pembangunan Sarpras TNK Jadi Sorotan, KLHK: Populasi Komodo Meningkat Capai 3.022 Individu

Turki-Prancis belakangan tengah tegang dalam isu keagamaan. Hal ini muncul usai Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyerang Islam dan menyebut agama tersebut sedang dalam krisis.

Tidak hanya Turki, negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam lain seperti Pakistan juga turut mengkritisi ucapan Macron.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Anadolu Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x