Komentari Pernyataan Emmanuel Macron, Presiden Iran: Menghina Nabi Sama dengan Menghina Semua Muslim

- 29 Oktober 2020, 13:38 WIB
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani.*
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani.* /AFP Photo

Majalah tersebut dianggap sebagai alasan di balik serangan mematikan yang diluncurkan di kantor majalah itu pada awal 2015 lalu oleh dua orang yang terkait dengan al-Qaeda.

Pada 16 Oktober 2020, seorang guru bahasa Prancis bernama Samuel Patty dibunuh di siang hari bolong dekat sekolahnya di pinggiran kota Paris setelah dia menunjukkan karikatur kepada murid-muridnya sebagai bagian dari diskusi tentang kebebasan berekspresi. 

Baca Juga: Bantah Keretakan Rumah Tangganya dengan Rizky DA, Nadya Mustika: Alhamdulillah, Kita Baik-baik Saja

Para pemimpin Islam menyampaikan belasungkawa dan dukungan mereka kepada Prancis setelah pembunuhan itu.

Namun, sejak saat itu, muncul kekhawatiran bahwa komunitas Islam di Prancis akan menderita hukuman kolektif saat pihak berwenang mengeluarkan tanggapan mereka terhadap pembunuhan Samuel Patty.

Para pemimpin Prancis dan Eropa telah mendukung hak untuk menampilkan karikatur, dengan alasan kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Buat Warganet Iri, Ridwan Kamil Pamer Keromantisan di Tengah Guyuran Hujan Bersama sang Istri

"Kami tidak akan menyerah," kata Emmanuel Macron di akun Twitter @EmmanuelMacron pada Minggu, 26 Oktober 2020 malam yang ditulis dalam bahasa Prancis, Arab, dan Inggris.

“Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian. Kami tidak menerima perkataan yang mendorong kebencian dan membela perdebatan yang masuk akal. Kami akan selalu berpegang pada gagasan tentang martabat manusia dan nilai-nilai universal,” katanya.

Tweet tersebut beserta komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang pada 2 Oktober 2020 mengatakan Islam berada dalam masa krisis, telah memicu reaksi sebaliknya dari umat Islam di seluruh dunia.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x