Laporkan Hasil Uji Akhir Pertengahan November, Vaksin Moderna Tak Akan Tersedia Sebelum Pilpres AS

- 30 Oktober 2020, 07:32 WIB
Moderna membanderol calon vaksinnya seharga USD 32-USD 37 per dosis dan berharap awal Oktober sudah bisa dirilis.
Moderna membanderol calon vaksinnya seharga USD 32-USD 37 per dosis dan berharap awal Oktober sudah bisa dirilis. /EPA-EFE

PR BEKASI - Pandemi Covid-19 masih melanda hampir seluruh negara di dunia. Bahkan jumlahnya terus meningkat dan cenderung sedikit yang mengalami perlambatan.

Menanggapi kondisi ini, sejumlah negara sedang fokus dalam pembuatan vaksin COVID-19 untuk meminimalisir penyebaran covid-19.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 30 Oktober 2020, perusahaan bioteknologi Moderna akan melaporkan data hasil uji klinis tahap akhir vaksin COVID-19 buatan mereka pada bulan depan.

Baca Juga: Sebut Dirinya Sengaja Buat Unggahan Agar Direspons IDI, Jerinx: Saya Terpaksa Pakai Diksi Nyeleneh

Kabar itu memberikan kepastian waktu, kapan dunia akan mengetahui apakah vaksin tersebut ampuh untuk melawan virus COVID-19.

Moderna merupakan salah satu pihak terdepan dalam perlombaan global untuk penemuan vaksin covid-19.

Ia mengatakan bahwa komite peninjau data independen mereka diperkirakan akan melakukan tinjauan sementara terhadap uji klinis tahap akhir yang melibatkan 30.000 relawan pada November mendatang.

Moderna juga mengatakan pihaknya mengharapkan memperoleh data keamanan dua bulan, seperti yang disyaratkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, pada paruh kedua November dan setelah itu akan mengajukan izin penggunaan darurat.

Baca Juga: Terinspirasi dari Video TikTok, Seorang Anak di Filipina Nyaris Gantung Diri

Sementara, perusahaan Cambridge, yang bermarkas di Massachusetts ini telah menandatangani kontrak dengan pemerintah AS dan sejumlah negara lainnya, dan sedang dalam pembicaraan dengan grup pimpinan WHO untuk penyediaan vaksin.

Donald Trump telah memesan 100 juta dosis vaksin covid-19 dengan kesepakatan senilai US$ 1,53 miliar atau setara dengan Rp 21,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Sehingga harapan petahana untuk menyediakan vaksin sebelum Pilpres AS dipastikan batal.

Selain itu, Moderna yang belum memiliki produk yang disetujui di pasar, masuk dalam segelintir perusahaan yang sedang dalam proses uji klinis vaksin tahap akhir, bersama dengan produsen obat lainnya seperti Johnson & Johnson dan Pfizer.

Baca Juga: Dinilai Berisiko Jika Bergantung pada Negara Lain, Menristek Pastikan Keamanan Vaksin Merah Putih

"Saya yakin bahwa jika kami meluncurkan vaksin COVID-19 kami, maka 2021 dapat menjadi tahun perubahan paling penting dalam sejarah Moderna," kata CEO Stephane Bancel.

Perusahaan itu juga mengatakan bahwa sedang dalam pembicaraan dengan program COVAX.

Diketahui, upaya tersebut didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai usulan batas harga vaksin mereka.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah