Diduga Jadi Penyebab Banjir di Jawa Barat, Berikut 6 Faktor Pemberhentian Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

1 Maret 2020, 16:25 WIB
SUASANA aktivitas di proyek kereta cepat (High Speed Railway) Jakarta-Bandung di Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu, 29 Februari 2020.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung kini secara resmi dihentikan sementara selama dua pekan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pemberhentian sementara ini akan dimulai sejak esok hari, Senin, 2 Maret 2020. Plt. Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga sebagai membenarkan atas pemberhentian tersebut.

“Betul dihentikan untuk sementara waktu,” ujarnya.

Penghentian tersebut dilakukan mengingat kondisi keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan yang kurang diperhatikan oleh manajemen konstruksi yang berwenang.

Baca Juga: Para Arkeolog Temukan Kerajaan yang Hilang di Turki Secara Kebetulan, Bertuliskan Bahasa Indo-Eropa 

“Kemudian tumpukan-tumpukan material yang mengganggu di pinggir-pinggir, drainase yang tertimbun serta tertutup sehingga menimbulkan banjir, dan juga manajemen keselamatan serta cara kerjanya, pada intinya itu saja,” ungkap Danis.

PT KCIC sebelumnya melakukan tindakan preventif dan menyusun strategi terhadap kondisi cuaca ekstrem agar pembangunan tetap berjalan lancar.

Setelah pengerjaan yang dilaksanakan selama 15 bulan, tunnel dengan panjang 608 meter ini menjadi tunnel pertama dari 13 tunnel KCJB lainnya yang berhasil ditembus.

Danis juga menegaskan, PT KCIC wajib mentaati hal ini. Nantinya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) akan membentuk tim khusus untuk memantau penghentian proyek ini.

Baca Juga: Para Ilmuwan Berhasil Temukan Ledakan Maha Besar Alam Semesta Sejak Terjadinya Big Bang

"Selama dua minggu ini memperbaiki catatan terkait hal-hal apa yang mengganggu proses produksi itu. Baik yang mengganggu di luar proses produksi maupun proses produksi itu sendiri.

"Ini sifatnya diharuskan, ini kan sebagai upaya untuk kebaikan bersama. Nanti dari KemenPUPR melalui Komite Keselamatan Konstruksi akan membentuk tim satgas untuk memantau itu," katanya.

Sebelumnya juga, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendy juga mengeluhkan beberapa titik banjir di Kota Bekasi yang diduga akibat terganggunya drainase di sepanjang lokasi pembuatan kereta cepat. Bupati Bandung Barat juga jauh-jauh hari protes dengan alasan yang sehingga wilayahnya terjadi banjir.

Ada enam faktor pertimbangan dihentikannya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung seperti yang tercantum dalam surat edaran resmi KemenPUPR yang dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Galamedia.

Baca Juga: Takut Pulang ke Negaranya, Ratusan Wisatawan Tiongkok di Bali Perpanjang Visa 

1. Pembangunan proyek tersebut kurang memperhatikan kelancaran akses keluar masuk jalan tol sehingga berdampak terhadap kelancaran jalan tol dan jalan non-tol.

2. Pembangunan proyek tersebut kurang memperhatikan manajemen proyek di mana terjadi pembiaran penumpukan material pada bahu jalan sehingga mengganggu fungsi drainase, kebersihan jalan, dan keselamatan pengguna jalan.

3. Pembangunan proyek tersebut menimbulkan genangan air pada Tol Jakarta-Cikampek yang menyebabkan kemacetan luar biasa pada ruas jalan tol dan mengganggu kelancaran logistik.

4. Pengelolaan sistem drainase yang buruk dan keterlambatan pembangunan saluran drainase sesuai kapasitas yang telah terputus oleh kegiatan proyek menyebabkan banjir di jalan tol.

Baca Juga: Diyakini Dapat Mengusir Virus, Simak 5 Manfaat Bayam bagi Tubuh

5. Adanya pembangunan pilar LRT yang dikerjakan oleh PT KCIC di KM 3 + 800 tanpa izin sehingga berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan.

6. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), keselamatan lingkungan, dan keselamatan publik belum memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku di lndonesia.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, Danis berharap dengan adanya proses penghentian dan evaluasi ini, nantinya masyarakat tidak merasa dirugikan.

Terutama dengan masalah banjir yang kerap terjadi di beberapa titik di sekitar area pembangunan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler