BMKG Sebut 5 Kemungkinan Penyebab Dentuman Misterius, dari Peristiwa Skyquake hingga Erupsi GAK

21 September 2020, 15:38 WIB
Ilustrasi petir. /pexels/Johannes Plenio /

 

PR BEKASI - BMKG memberi berbagai kemungkinan terkait suara dentuman yang terjadi pada Minggu, 20 September 2020 di Jakarta.

Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono memperkirakat terdapat lima kemungkinan sumber dentuman yang terjadi.

Daryono memaparkan, kemungkinan yang akan dirinya paparkan ini masih sebuah perkiraan bukan data yang valid.

Baca Juga: PBNU Tolak Pilkada 2020 Dilanjutkan, Said Aqil Siradj: Bukan Pesimis, Tapi Angka Covid-19 Meningkat

1. Kemungkinan diakibatkan adanya gempa tektonik

Ia menyebut ada yang mengaitkan suara dentuman Sabtu dini hari itu seperti peristiwa dentuman gempa Bantul, Yogyakarta pada 2006 silam.

Daryono menjelaskan, dalam beberapa kasus, gempa Bantul memang menyebabkan timbulnya suara dentuman, tetapi bunyi dentumannya tidak terus menerus.

"Gempa tektonik memang dapat mengeluarkan bunyi ledakan jika magnitudonya cukup signifikan dengan hiposenter sangat dangkal. Suara ledakan yang timbul saat gempa biasanya hanya sekali saja saat terjadi deformasi batuan utama, tidak seperti dentuman yang beruntun terus-menerus seperti kemarin pagi," tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Senin, 21 September 2020.

Baca Juga: Penumpangnya Positif Covid-19 di Pesawat Rute Jakarta-Pontianak, Pemprov Kalbar: Hentikan Sementara

"Berdasarkan fakta ini maka rangkaian suara dentuman yang lalu tidak berkaitan dengan aktivitas gempa tektonik," katanya.

2. Peristiwa longsor

Dia menjelaskan, longsoran yang dipicu oleh adanya deformasi batuan yang melampaui batas elastisitasnya, akan menimbulkan pelepasan energi secara tiba-tiba hingga dapat mengeluarkan suara dentuman.

"Namun demikian, peristiwa longsoran tidak mungkin terjadi secara berulang-ulang, terus-menerus sebanyak dentuman yang didengarkan masyarakat pagi itu," ucapnya.

Baca Juga: Donald Trump Tunjuk Kandidat Hakim Agung, Joe Biden: Buat Keputusan Sesuai Hati Nurani

3. Peristiwa Skyquake

Ia mengatakan bahwa ada pihak yang mengaitkan fenomena dentuman dengan peristiwa Skyquake.

Skyquake adalah istilah yang diciptakan oleh sekelompok komunitas untuk menyebut suara-suara yang datang dari langit.

Masyarakat awam pun, kini banyak yang ikut-ikutan menggunakan istilah skyquake.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Makarim Bantah Kabar Pelajaran Sejarah Akan Dihapus, Sekjen PDIP Beri Apresiasi

"Padahal belum memahami konsep ilmiahnya. Padahal konsep yang sudah mapan terkait bunyi yang bersumber dari peristiwa atmosferik tersebut sudah ada, seperti acoustic wave, infrasonic wave, sonic boom dan lain-lain. Saat terjadi dentuman, tidak ada laporan dari stasiun pendeteksi sonic boom dan tidak ada pesawat terbang dengan kecepatan suara. Sehingga fenomena skyquake sebagai sumber dentuman saat itu terbantahkan," ucap Daryono.

4. Aktivitas petir

Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa pada kondisi ideal, suara petir paling jauh dapat terdengar 16-25 km.

"Dengan jarak jangkauan dengar tersebut, sulit diterima jika dikatakan petir yang sama dapat didengar oleh warga di Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Pelabuhanratu," ucap Daryono.

Baca Juga: Cek Fakta: 200 Orang di Apartemen Rusia Meninggal karena Covid-19

Ia memberi contoh jika petir terjadi di Kota Bogor, maka tempat terjauh di utara yang dapat mendengar hanya sampai Kota Depok dan tidak sampai ke Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

Sementara arah tenggara dan selatan, berarti tempat terjauh yang masih dapat mendengar petir tersebut adalah daerah Gunung Gede-Pangrango dan tidak akan sampai ke Sukabumi dan Pelabuhan Ratu.

"Bunyi petir juga sangat khas di mana orang awam dengan mudah mengenalinya. Sementara, suara pagi itu lebih mirip dentuman yang "anatominya" berbeda dengan suara petir," ucapnya.

Baca Juga: Banyak PK Koruptor Dikabulkan MA, KPK: Pengurangan Vonis Dapat Memperparah Korupsi di Indonesia

5. Akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK)

Jika mengingat peristiwa 2 tahun silam, warga Jawa Barat dan Sumatera Selatan sempat digegerkan suara dentuman pada akhir Desember 2018.

Namun, adanya dugaan dentuman bersumber dari GAK dibantah dengan alasan suara dentuman tidak terdengar di Pasauran (Banten) dan Kalianda (Lampung).

"Hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang dapat mengungkap penyebab sumber bunyi dentuman tersebut disertai bukti-bukti ilmiahnya," ucapnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler