"(Kampanye) di bawah sudah bukan 3M tapi 5M. Jadi spanduk di desa-desa itu bahasa publiknya sudah lama 5M bukan 3M,” kata Ridwan Kamil, dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Humas Jabar.
“Jadi kalau sekarang harus balik lagi dari 5M ke 3M, tidak masalah juga. Cuma nanti ada pertanyaan dari publik berarti 2M yang kemarin itu gimana," sambung Kang Emil.
Kemudian, saran kedua dari Kang Emil adalah terkait penggunaan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Ia pun mengkritik pemerintah ketika akan kembali menggunakan istilah 'new normal' maka sama saja akan kembali seperti tahun 2020 yang lalu.
“Mohon izin kita menghindari juga kata new normal lagi pak. Sudah disepakati juga narasinya adaptasi kebiasaan baru (AKB),” ujarnya.
“Jadi kalau menarasikan kembali dengan kalimat new normal balik lagi ke istilah tahun 2020," sambung Kang Emil.
Tidak ketinggalan, Kang Emil juga meminta kepada semua elemen untuk bahu-membahu dengan mendorong penggunaan aplikasi dan teknologi.
Hal tersebut dibeberkan Gubernur Jabar, tentu demi menyatukan masyarakat, agar tidak ada perbedaan data antara pemerintah pusat dengan pemda.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Ridwan Kamil Sumringah Atlet Asal Jabar Raih Medali Perdana untuk Indonesia