Diduga Jadi Penyebab Banjir Bandang di Garut, Perhutani Bantah Adanya Kerusakan Hutan

- 13 Oktober 2020, 21:09 WIB
Tangkapan layar kondisi Sungai Cipalebuh, Garut.* /istimewa/
Tangkapan layar kondisi Sungai Cipalebuh, Garut.* /istimewa/ /

Bahkan, lanjut dia, kondisi kerusakan hutan yang disinyalir menjadi salah satu penyebab bencana alam di Garut sudah beberapa kali dibahas, dan disampaikan ke masyarakat.

"Kejadian ini (banjir) kan terus terjadi, maka kita perlu lakukan rekonstruksi hutan, minimalisasi agar tak terjadi banjir lagi," kata Bupati.

Baca Juga: Meneteskan Air Mata saat Pidato, Kim Jong Un dikabarkan Tertekan karena Gagal Menangani Covid-19

Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah selatan Garut pada Minggu, 11 Oktober 2020 kemudian terjadi luapan sungai besar yang bermuara ke laut, lalu merendam ribuan rumah penduduk di Kecamatan Pameungpeuk, Cibalong, dan Cikelet.

Pemkab Garut sudah menyalurkan bantuan dan menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum untuk membantu warga yang terdampak banjir bandang di daerah itu.

Selain banjir, wilayah selatan Garut juga dilanda bencana tanah longsor, tepatnya di Kecamatan Peundeuy yang merusak rumah penduduk dan menggangu akses jalan warga di daerah perbukitan.

Baca Juga: Kim Jong Un Menangis Saat Pidato, Pengamat Politik Sebut Ada Udang Di Balik Batu

Tidak hanya di Garut, banjir bandang juga menerjang wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Banjir tersebut merendam rumah warga di wilayah Cirapih, Cibalong, Pamijahan, Sodonghilir, dan Bojongasih.

Peristiwa banjir bandang dan longsor di wilayah Garut selatan dan Kabupaten Tasikmalaya ini diduga sebagai efek fenomena La Nina yang telah diprediksi oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) yang akan menerjang sebagian wilayah Indonesia mulai Oktober ini. ***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah