Jadi Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara, Simak Sejarah Bekasi dari Zaman Kerajaan hingga Penjajahan

29 Januari 2020, 20:00 WIB
BEKASI dan sejarahnya.* /Pemkot Bekasi/

PIKIRAN RAKYAT - Bekasi adalah sebuah kota yang terkenal dengan julukan Kota Patriot karena usaha warganya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bahkan sebelum zaman penjajahan, Bekasi memiliki sejarah yang sangat kaya dan dinamis sejak zaman kerajaan.

Terlebih lagi, Bekasi pernah menjadi salah satu daerah kunci dalam kerajaan Tarumanegara dan berbagai kerajaan lainnya.

Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Pemprov Jawa Barat, Bekasi zaman dahulu bernama Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri.

Baca Juga: Lawan Wabah Virus Corona, Tiongkok dan WHO Bahas Langkah Berikutnya 

Menurut para ahli sejarah, Dayeuh Sundasembawa adalah ibu kota Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan yang berdiri sejak tahun 358 hingga 669 Masehi ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor, dan Indramayu.

Dayeuh Sundasembawa juga adalah daerah asal Maharaja Tarusbawa, pendiri kerajaan Sunda.

Bekasi merupakan lokasi ditemukannya Prasasti Kebantenan, empat prasasti yang memuat keputusan dari Sri Baduga Maharaja yang ditulis dalam lima lempeng tembaga.

Baca Juga: Virus Corona Merebak di Dunia, Game Plague Inc Laris di Pasaran

Prasasti ini menjadi bukti akan adanya kerajaan berlatar Sunda.

Bekasi pernah menjadi daerah kekuasaan kerajaan Tarumanegara, Galuh, hingga Pajajaran.

Sebagai penghubung ke pelabuhan Sunda Kelapa, Bekasi menjadi wilayah strategis berbagai kerajaan yang menguasainya.

Pada zaman kolonial Belanda, Bekasi merupakan salah satu Kewedanaan (Distrik) dalam Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis.

Baca Juga: Menang Dramatis, AC Milan Melaju ke Semi Final Coppa Italia 

Datangnya militer Jepang mengubah penamaan daerah-daerah yang bercorak Belanda.
Regenschap Meester Cornelis menjadi Ken (Kabupaten) Jatinegara.

Wilayah Ken Jatinegara meliputi Gun (Kewedanaan) Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.

Bangkitnya Indonesia pada 17 Agustus 1945 kembali mengganti nama dan struktur pemerintahannya.

Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan, dan Kun menjadi Desa/Kelurahan.

Baca Juga: Nadiem Makarim Bentuk 4 Pusat Baru Di Kemdikbud, Salah Satunya Pusat Penguatan Karakter 

Umur Kabupaten Jatinegara tidak bertahan lama akibat kembalinya pendudukan Belanda di Indonesia.

Kabupaten Jatinegara dikembalikan kedudukannya ke tingkat Kewedanaan, yang lalu dikenal kembali sebagai Kewedanaan Bekasi di dalam wilayah Batavia En Omelanden.

Pada tanggal 17 Februari 1950, 40.000 rakyat Bekasi berunjuk rasa di Alun-alun Bekasi.

Unjuk rasa ini adalah sebuah bentuk pernyataan bahwa rakyat Bekasi berdiri bersama Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Juga: Khawatir dengan Banyak Sekolah Roboh, Nadiem Makarim Anggarkan Dana Rp 843 Miliar untuk Perbaikan Sekolah Tahun 2020 

Setelah Pemerintah NKRI kembali berkuasa, akhirnya Kabupaten Bekasi terbentuk berdasarkan UU No.14 Tahun 1950.

Kabupaten Bekasi ketika itu terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Cibarusah), dan 95 desa.

Angka-angka tersebut direalisasikan dalam lambang Kabupaten Bekasi.

Pemekaran Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administrasi Bekasi terjadi pada tanggal 20 April 1982 oleh Menteri Dalam Negeri saat itu.

Baca Juga: Ramai-ramai Laporkan Kerajaan Palsu ke Polisi, Petinggi Sunda Empire Resmi Ditahan 

Walikota pertama yang menjabat di Kota Bekasi adalah H. Soedjono (1982-1988).

Roda perekonomian Bekasi yang bergulir cepat membuat pemerintah pusat meningkatkan status Kota Administratif Bekasi menjadi Kotamadya (sekarang “kota”) Bekasi melalui UU No.9 Tahun 1996.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler