Harga Daging Sapi Masih Melambung, Pedagang Curhat ke Wakil Wali Kota Bekasi

- 22 Januari 2021, 10:25 WIB
Penjual daging sapi melayani pembeli di Pasar Gedebage di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu, 8 Maret 2020.
Penjual daging sapi melayani pembeli di Pasar Gedebage di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu, 8 Maret 2020. /ARIF HIDAYAH/“PR”

PR BEKASI – Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto meninjau langsung harga daging sapi di Pasar Baru, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi, Kamis, 21 Januari 2021.

Dalam kunjungan tersebut, Tri meminta pemerintah kembali menormalkan harga daging sapi di pasaran.

"Kami berharap pemerintah segera menormalkan kembali pasokan serta harga daging di pasar," ujar Tri Adhianto, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Jumat, 22 Januari 2021.

Baca Juga: Tanamkan Investasi di Bisnis Ganja, Rapper Jay-Z Sumbangkan 1 Juta Dolar sebagai Modal

Menurutnya kenaikan daging sapi di pasaran berdampak bagi seluruh warga, termasuk warga Bekasi.

Selain itu, tingginya harga daging di pasaran saat ini menyebabkan aktivitas perekonomian masyarakat terganggu, terutama para pedagang daging.

Akibat mahalnya daging, para pedagang itu melakukan mogok berjualan.

Baca Juga: Viral Bocah Meme 'Nggak Bisa Bahasa Inggris' Kini Dicari untuk Diberi Beasiswa

Kemudian yang terkena dampak juga adalah para pengusaha kuliner berbahan dasar daging.

Mereka kesulitan mencari pasokan daging di pasaran.

"Di situ ada pedagang bakso, warung sup iga, sampai rumah makan juga ikut kena imbasnya," tutur Tri Adhianto.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Kondisi Sayap Pesawat Sriwijaya Air Sebelum Jatuh, Ini Faktanya

"Karena daging merupakan salah satu komoditas kebutuhan rumah tangga yang kerap dikonsumsi masyarakat," sambungnya.

Pihaknya mengaku akan mendorong permasalahan ini ke pemerintah pusat, agar ditemukan solusi.

"Saya juga belum mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan serta lonjakan harga daging di pasaran. Akan kita coba cari tahu dulu," ucapnya.

Baca Juga: Jarang Terekspos, Ini Kehidupan Aleta Molly Cicit dari Cut Nyak Meutia yang Tajir Melintir

Perwakilan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Cabang Kota Bekasi Abdullah mengatakan bahwa aksi mogok dagang yang dilakukan atas dasar tingginya harga modal dari pemasok atau distributor daging ke pendula.

Dia menuturkan bahwa di masa normal, dengan mental daging seharga Rp110 ribu per kilogram, para pedagang sudah mendapatkan keuntungan.

Akan tetapi di kondisi sekarang, dengan menjual daging seharga Rp125 ribu, para pedagang tidak mendapat untung.

Baca Juga: Kasus Video Syur dengan Gisel Terbongkar, Nobu alias MYD Dikabarkan Putus dengan Pacarnya

"Kita tidak berani belanja daging ke pemasok karena menurut kami harga daging sekarang tidak masuk di pasaran," katanya.

"Momen hari raya sana kita jual Rp120 ribu tapi masih ada keuntungan, sekarang kita jual Rp125 ribu tidak dapat keuntungan," sambungnya.

Dia menyampaikan tidak mungkin menjual daging ke konsumen di atas harga Rp125 ribu.

Baca Juga: Alami Kekalahan Kandang Pertama Sejak 2017, Juergen Klopp Minta Pemain Liverpool Berubah

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Bakso se-Kota Bekasi Yanto menyampaikan pihaknya merasakan dampak dari tingginya harga daging di pasar.

"Kalau pedagang daging pada mogok, kita mau cari daging ke mana. Kalaupun ada, dengan harga segitu sudah pasti omzet kita turun drastis, mala bisa jadi rugi." ujarnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x