Bangladesh Akan Kembali Pindahkan Ribuan Muslim Rohingya ke Pulau Terpencil di Teluk Benggala

- 28 Januari 2021, 14:49 WIB
Ilustrasi pengungsi Rohingya.
Ilustrasi pengungsi Rohingya. /Mohammed Jamjoom/Al Jazeera

“Terakhir kali, kami memiliki persiapan untuk 700 hingga 1.000 tetapi akhirnya lebih dari 1.800 Rohingya pindah ke sana. Orang yang pindah lebih awal memanggil kerabat dan teman mereka untuk pergi ke sana. Itulah mengapa lebih banyak orang pergi ke sana," kata Abdullah Al Mamun seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Kamis, 28 Januari 2021. 

Bangladesh sendiri telah membenarkan kepindahan pengungsi ke pulau itu dengan menyatakan bahwa kepadatan berlebihan telah terjadi di kamp-kamp Cox's Bazar.

Baca Juga: Sedang Sakit batuk, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja Batal Disuntik Vaksin Covid-19 Hari Ini

Terhadap isu banjir dan badai yang membuat rawan tempat itu, Bangladesh menepisnya dengan mengatakan bahwa telah dibangun tanggul sepanjang 2 meter, sepanjang 12 Km untuk melindungi pulau bersama dengan perumahan bagi 100.000 orang, serta fasilitas seperti pusat pemantauan angin serta rumah sakit.

Meski begitu, tindakan Bangladesh tetap menuai kritik dari badan bantuan yang mengaku tidak ikut diajak berdiskusi atau berkonsultasi terkait pemindahan pengungsi Rohingya tersebut.

“PBB sebelumnya telah berbagi kerangka acuan dengan pemerintah untuk penilaian teknis dan perlindungan untuk mengevaluasi keselamatan dan keberlanjutan kehidupan di Bhasan Char, meskipun kami belum diizinkan untuk melakukan penilaian ini,” kata badan pengungsi PBB (UNHCR) melalui surat elektroniknya.

Baca Juga: Bupati Bekasi Batal Divaksinasi Covid-19, Hari Ini, Tim Dokter Beberkan Penyebabnya

“Kami menekankan bahwa semua pergerakan ke Bhasan Char harus sukarela dan berdasarkan informasi lengkap mengenai kondisi kehidupan di pulau dan hak serta layanan yang dapat diakses oleh para pengungsi di sana,” kata badan pengungsi tersebut.

Terhadap hal itu, pihak Pemerintah Bangladesh mengatakan relokasi itu dilakukan secara sukarela, namun beberapa pengungsi dari kelompok pertama yang pergi pertama kali pada Desember lalu mengatakan hal-hal terkait pemaksaan.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah