"Satu langkah kecil dari kita sangat berarti bagi bumi dan masa depan generasi penerus bangsa," kata Tri Adhianto, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadi @mas_triadhianto pada Minggu, 21 Februari 2021.
Hari Peduli Sampah Nasional muncul atas dasar desakan dari sejumlah pihak, guna mengenang peristiwa yang terjadi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.
Dalam peristiwa tersebut, membuktikan bahwa tumpukan sampah yang menggunung pun dan tidak dikelola dengan baik akan dapat menjadi alat pembunuh, yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.
Kejadian yang memprihatinkan itu terjadi di saat curah hujan tinggi dan adanya ledakan gas metana pada tumpukan sampah.
Sebagai informasi, gas metana yang ada di sampah biasa terjadi karena adanya campuran antara sampah basah dan kering, atau sampah organik seperti bekas buah, sayur, atau makanan.
Jenis sampah tersebut jika tidak dikelola dengan baik, dan apabila sampah tersebut dibuang dalam keadaan tertutup atau diikat kencang, akan menimbulkan gas metana yang akhirnya dapat menyebabkan ledakan.
Lebih lanjut, dalam insiden itu mengakibatkan 157 jiwa teregang dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta, disebabkan terpendam tumpukan sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah.