Mengenal Sejarah Singkat Julukan Bekasi sebagai Kota Patriot

- 28 Januari 2020, 06:30 WIB
KALI di Bekasi yang jadi saksi sejarah pada masa kolonial Belanda.*
KALI di Bekasi yang jadi saksi sejarah pada masa kolonial Belanda.* /Situs Pemerintah Kota Bekasi/

PIKIRAN RAKYAT – Sejarah Kota Bekasi memiliki cerita tersendiri bagi warganya terutama para pejuang kemerdekaan yang hidup pada masa itu.

Dahulu, Bekasi merupakan lokasi yang strategis bagi para pejuang untuk berkumpul dengan tujuan berperang melawan penjajah yang datang ke Indonesia.

Bagi sebagian orang, mendengar istilah Kota Patriot langsung tertuju pada Kota Bekasi. Julukan tersebut pun dijadikan lambang kebanggaan kota yang berperan sebagai satelit ibu kota DKI Jakarta.

Baca Juga: Catat Nomor-nomor Penting Pemerintah Kota Bekasi yang Dapat Dipakai saat Darurat 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata patriot berarti pecinta atau pembela tanah air. Dapat disimpulkan dari arti tersebut, bahwa pada masa lalu telah terjadi gerakan bela negara oleh masyarakat yang ada di Bekasi.

Seorang Budayawan Bekasi, Ali Anwar mengatakan julukan kota patriot disematkan karena pada saat masa kolonial Belanda, daerah tersebut sempat menjadi medan pertempuran antara pribumi dan juga tentara Belanda.

Pada masa itu, daerah yang dulunya bernama Dayeu Sundasembawa atau Jayagiri ini merupakan bagian dari Kawedanan Jatinegara, Karesidenan Batavia. Daerah tersebut menjadi lokasi pertahanan para pribumi dari segala upaya sekutu yang ingin menguasai wilayah Jawa Barat melalui jalur pantai utara.

Baca Juga: Bappeda Kabupaten Bekasi Anggarkan Rp 1 Miliar untuk Program Pembangunan Desa Kumuh Tahun 2021 

Di Bekasi, bukan hanya Barisan Keamanan Rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat yang berjaga untuk mempertahankan wilayah Bekasi dari musuh, bahkan warga dengan segala keterbatasan baik kemampuan yang dimiliki maupun persenjataan pun ikut serta.

Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bahwasanya pada zaman dulu, kehidupan masyarakat masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan Tiongkok. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga pendudukan militer Jepang.

Sedangkan, menurut Ali Anwar, kebanyakan masyarakat khususnya para pemuda tidak mengenyam pendidikan dari bangku sekolah, melainkan mereka mendapatkannya dari masjid oleh para guru mengaji. Selain diajarkan ilmu agama, para pemuda pun dididik ilmu pengetahuan dan juga dilatih beladiri.

Baca Juga: Ajak MUI Bekasi Pakai Tumbler, Wakil Walikota Bekasi Ajarkan Hidup Ramah Lingkungan 

Menurut Ali, sekitar tahun 1913, para pribumi kerap diperlakukan tidak adil oleh para tuan tanah, warga pribumi pun melakukan protes dengan berbekal keilmuan yang mereka miliki.

Lebih lanjut, Ali mengatakan sampai saat ini menyebut kota jawara ini masih relevan dengan daerah tersebut. Hanya saja, saat ini perjuangannya berbeda bukan lagi melawan para penjajah, melainkan melawan budaya asing.

Jawara sendiri hingga kini masih tetap hidup di wilayah Kampung Gabus, Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Ketua Jawara Jaga Kampung atau bisa disebut Jajaka Damin Sada mengatakan, selain berjiwa patriotisme, jawara pun memiliki sisi negatif.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Eksibisionisme, Kelainan Seksual yang Diduga Bikin Pria di Bekasi Masturbasi di Hadapan Publik 

Maka dari itu sebaiknya Anda sebagai generasi penerus bangsa khususnya di Kota Bekasi harus bisa menjaga dan menghormati perjuangan para leluhur dahulu.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x