Sentil Ngabalin yang 'Dukung' Edhy Prabowo, Refly Harun: Memang Koruptor Itu Selalu Teman yang Baik

2 Desember 2020, 15:38 WIB
Refly Harun (kanan) mengkritik sikap Ali Mochtar Ngabalin (kiri) yang dianggapnya terlalu lunak kepada Edhy Prabowo. /Kolase dari YouTube Refly Harun dan Najwa Shihab

 

PR BEKASI - Pakar hukum tata negara Refly Harun mengkritik sikap Ali Mochtar Ngabalin yang terkesan malah mendukung Edhy Prabowo usai ditangkap KPK beberapa waktu yang lalu.

Kritiknya tersebut datang dari komentar Ngabalin yang seolah-olah menganggap kasus korupsi yang Edhy Prabowo lakukan bukanlah hal yang serius.

"Saya percaya dia adalah orang yang baik untuk bisa membawa kami, saya punya prilaku itu saya harus lakukan karena saya tidak boleh membiarkan dia dalam kesulitan kemudian saya pergi lari tinggalkan dia, apapun alasannya saya harus menemani Edhy," ujar Ngabalin.

Baca Juga: Angka Kemiskinan di Papua dan Papua Barat Turun, KSP: Bukti Transformasi Ekonomi Berjalan Baik

Sebetulnya Refly Harun masih dibuat kebingungan mengapa Ngabalin bisa lolos dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan di Bandara Soekarno Hatta usai kepulangan rombongan Edhy dari Hawaii, AS.

"Masih jadi pertanyaan kenapa kemudian Ngabalin dipisahkan dari rombongan, itu yang jadi masalah, karena kalau misalnya kita bicara tentang OTT, biasanya ya semua yang ada di rombongan itu diambil semuanya, lalu nanti kelihatan ada relevansinya atau tidak, baru kemudian dilepaskan," tuturnya.

Walaupun Edhy termasuk teman dekat Ngabalin, Refly Harun tetap menyayangkan sikap Ngabalin yang terbilang terlalu lunak dalam memandang sebuah kasus korupsi.

Baca Juga: Minta Pemerintah Sikapi Deklarasi Sepihak Papua Barat, DPR: Benny Wenda Tak Paham Pancasila

"Saya termasuk sedih juga, begitu saya kira cara pandang kita melihat tindak pidana korupsi, memang koruptor itu selalu teman yang baik, mereka yang menggaruk uang negara, banyak uangnya, ya mungkin bisa traktir teman, menjadi orang-orang yang sangat disenangi karena banyak uangnya," ucapnya.

Menurut pengalaman seorang Refly Harun, biasanya terdapat aliran dana dari para pengusaha-pengusaha besar di Indonesia jika pejabat ingin melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Bayangkan Edhy Prabowo dengan Rp750 juta barang belanjaannya dari luar negeri, pertanyaannya adalah itu uang siapa, apakah uang pribadi ataukah ada cukong yang diajak bayar sana bayar sini, kadang-kadang terus terang ini merupakan rahasia pejabat publik," tuturnya.

Baca Juga: Buru Pelaku Teror dan Pembunuhan di Sigi, Kapolri Instruksikan Polda Sulteng Berkantor di Poso

"Saya banyak diceritakan kalau biasanya rombongan-rombongan pejabat negara suka membawa cukong, lalu cukong itulah yang bayar sana bayar sini, tapi itu jaman dahulu, kalau zaman sekarang saya tidak tahu masih terjadi atau malah lebih dari itu," katanya.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu, 2 Desember 2020, ia menilai sikap Ngabalin yang terlalu lunak kepada Edhy menunjukkan bahwa memang di Indonesia tindak korupsi dianggap sebagai hal yang biasa saja.

"Ketika pernyataan Ngabalin mengenai Edhy yang dianggapnya baik dan lain sebagainya, bahkan ada video yang beredar dia sedang mengawal Edhy, Itu menunjukkan bahwa sense of crisis (rasa krisis) kita terhadap kasus korupsi tidak tinggi," tuturnya.

Baca Juga: Tanggapi Deklarasi Papua Barat, Fadli Zon: Ini Benny Wenda Nantang Indonesia, Kok Masih Urusi HRS?

Padahal Refly Harun menjelaskan bahwa survei terbaru menunjukkan Indonesia adalah negara Asia ketiga yang paling korup.

"Jadi luar biasa sesungguhnya, tapi tidak ada perasaan ingin memarahi, mengutuk, dan memaki mereka-mereka yang melakukan tindakan korupsi yang merusak negara ini," ucapnya.

Refly Harun menegaskan bahwa tindakan korupsi apalagi seorang menteri yang melakukannya tidak bisa diampuni, dan bukan satu hal yang perlu dikasihani.

Baca Juga: Papua Barat Deklarasikan Kemerdekaan, DPR: Jangan Anggap Remeh, Jangan Berakhir Seperti Timor Leste

"Seorang menteri yang korupsi itu tidak bisa ditolerir, apalagi dikatakan Ngabalin tadi, Edhy sedang menghadapi kesulitan dan cobaan. Tidak, dia membuat sebuah kejahatan dengan menerima uang suap, itu bukan sebuah hal yang patut diberikan simpati, itu adalah kejahatan, extraordinary crime," tutur Refly Harun.

Perlu diketahui, tak hanya itu Ngabalin juga memberikan ucapan dukungan lainnya kepada Edhy Prabowo.

"Tetapi sebagai teman dan sahabat saya harus menemani Edhy Prabowo sampai selesai kenapa bisa sampai ditangkap oleh KPK, itu menurut saya adalah komitmen persahabatan saya," ucapnya.

Baca Juga: Ansor Minta Banser Jaga Rumah Ibunda Mahfud MD, Gus Yaqut: Ini Tugas Utama Kader Lindungi Tokoh NU

Ngabalin menegaskan sebagai kawan dan sahabat dirinya tidak akan mungkin membiarkan Edhy sendirian dalam situasi seperti ini.

"Minimal dia melihat saya memberikan motivasi bahwa anda harus kuat menghadapi ini, menjadi pemimpin itu bukan hanya anda bisa merasakan situasi yang enak, tapi sutasi begini kita harus hadir sebagai kawan dan sahabat," ujar Ngabalin.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler