Ferdinand Dianggap 'Sembunyi' di Balik Kata 'Chaplin', Refly Harun: Anak Kecil pun Tahu

4 Desember 2020, 17:31 WIB
Pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun /YouTube Refly Harun

 

PR BEKASI - Mantan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dilaporkan oleh Muswira Kalla, anak dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait tulisannya di media sosial yang dinilai telah menyinggung Jusuf Kalla.

Muswira Kalla mengatakan, pihaknya membuat laporan untuk mendapatkan perlindungan hukum atas pencemaran nama baik ayahnya, yang mana telah sangat mengganggunya dan juga keluarganya.

Menanggapi hal tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, seseorang yang menuliskan pandangan atau pendapat di media sosial harus memperhatikan dan menjaga etika yang ada.

Baca Juga: Terkait Acara HRS di Megamendung, Polisi Jadwalkan Pemanggilan Ridwan Kamil sebagai Saksi

"Kita harus membedakan, mengkritik dengan menyebarkan isu atau menuduh. Kalau kita baca cuitan itu, ya anak kecil pun tahu, yang disasar kan tiga pihak," kata Refly Harun, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Harun, Jumat, 4 Desember 2020.

Menurutnya, meski Ferdinand Hutahaean berdalih kata 'Chaplin' yang ditulisnya bukan Jusuf Kalla, tapi semua orang sudah paham bahwa yang dia tunjuk adalah Jusuf Kalla.

"Ada kumis. Kita tahu kumis Jusuf Kalla mirip-mirip Charlie Chaplin, pelawak legendaris yang membuat film tanpa suara, tapi gerakannya sangat lucu," kata Refly Harun.

Baca Juga: Akun Front TV Milik FPI Lenyap di YouTube, Fadli Zon: Ada ‘Tangan Tak Terlihat' yang Lakukan Ini

Apalagi menurutnya, Ferdinand Hutahaean sangat jelas menyasar Habib Rizieq, dan tahun 2022-2024, yang mana 2022 merupakan Pilkada DKI, Sementara 2024 adalah pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

"Dalam konteks ini jelas sebenarnya, walaupun menggunakan bahasa simbolik untuk menghindarkan hukum misalnya," ujar Refly Harun.

Menurutnya, Ferdinand Hutahaean justru akan aman jika langsung menggunakan nama yang sebenarnya.

Baca Juga: Moeldoko Minta Tokoh Agama 'Bersuara' Lebih Kencang Lagi, Aa Gym: Covid-19 Jadi Pemersatu Bangsa

"Kalau menurut saya, kalau dia menyebutkan terang-terangan malah baik-baik saja, karena itu merupakan pendapat, tapi pendapat dengan fakta berbeda ya," kata Refly Harun.

Ferdinand Hutahaean pun tidak akan mendapat masalah, seandainya tulisan yang dia bagikan itu jelas sumbernya dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Misalnya dia mengatakan bawa uang sekoper, maka secara etika harus dijelaskan dari mana sumbernya. Jadi kalau sumbernya bisa dipertanggungjawabkan, tidak apa-apa disampaikan ke publik," kata Refly Harun.

Baca Juga: Sentil Acara Podcast Deddy Corbuzier, Susi Pudjiastuti: Jangan Sesekali Ngoceh untuk Konsumsi Publik

Refly Harun menuturkan, jika memang tujuan dari Ferdinand Hutahaean untuk menganalisa kondisi politik yang terjadi di tahun 2022-2024, maka tidak perlu menggunakan kata-kata yang tidak sesuai etika.

"Tidak perlu menggunakan kata bus edan kalau menurut saya, tinggal dibilang saja itu Anies Baswedan, 2022-2024, karena kalau mereka yang mengamati politik ya tidak usah canggih-canggih amat, sudah paham kan konstelasi politik," kata Refly Harun.

Sementara itu, dari sejumlah cuitan di akun Twitter pribadinya, Ferdinand Hutahaean terkesan santai menanggapi pelaporan tersebut.

Baca Juga: Bansos 2021, Kemensos Pastikan Penyalurannya Sesuai Jadwal

Dirinya pun merasa tak khawatir jika benar ada 29 pengacara yang dikerahkan untuk menuntutnya.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler