Ucap Innalillahi, Eri Cahyadi: Saya Takut Betul Tidak Bisa Adil dengan Rakyat Surabaya

10 Desember 2020, 12:27 WIB
Eri Cahyadi (kiri) calon Wali Kota Surabaya yang akan menggantikan posisi Tri Rismaharini (tengah). /ANTARA/Moch Asim/

 

PR BEKASI - Pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Eri Cahyadi-Armuji mengucapkan Innalillahi usai hasil quick count dari lembaga Charta Politika mengunggulkan mereka.

Dari hasil quick count lembaga tersebut, diketahui pasangan Eri Cahyadi-Armuji mendapatkan total suara sebanyak 56.36 persen, sementara lawannya yaitu pasangan Machfud-Mujiaman sebanyak 43.64 persen, dengan total suara masuk 96.33 persen.

Setelah melihat hasil quick count tersebut, Eri Cahyadi selaku calon Wali Kota Surabaya (Cawalkot) mengaku kaget karena akan mengemban amanah-amanah dari para masyarakat Surabaya.

Baca Juga: Mengaku Tak Pernah Golput, Ayu Ting Ting: Semoga Kota Depok dan Para Pemimpinnya Bersih

"Lihat hasil quick countnya awal, saya langsung ucapkan innalillahi wa inna ilaihi raji'un, karena sudah mendapatkan amanah, dan buat saya amanah itu berat, seorang pemimpin harus adil," tuturnya.

Dirinya juga menyebut takut jika nantinya tidak bisa menyuarakan amanah-amanah dari masyarakat serta berlaku adil kepada mereka.

"Itu saya langsung mengucapkan innalillahi dan sampai mengeluarkan air mata, karena saya takut betul ketika saya tidak bisa adil dengan rakyat Surabaya nanti," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 10 Desember 2020.

Baca Juga: Ernest Prakasa Usul Orang yang Tak Percaya Covid-19 Dijadikan Prioritas Akhir Penerima Vaksin

Eri juga mengucapkan rasa terima kasih kepada mentornya Tri Rismaharini yang telah memperjuangkannya agar dicalonkan oleh PDI Perjuangan (PDIP).

"Ini kemenangan u Risma dan Eri, saya punya dua ibu selain ibu kandung saya, ibu ideologi saya itu adalah ibu Risma, karena saya masuk PNS tahun 2001, masuk pertama kali sampai saya selalu dibimbing beliau, bahkan saya masih inget tahun 2001 sampai tahun 2005, saya menjadi anak buah beliau langsung," tuturnya.

Dirinya juga membagikan kenangannya dahulu saat masih menjadi PNS yang selalu dibimbing oleh Risma.

Baca Juga: Sejumlah Wilayah Ini Harus Waspada, BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Air Laut Hingga 6 Meter

"Kami kalau sudah Jumat, Sabtu dan Minggu, gak pernah pulang, selalu nginep di kantor, kalau pulang malem, insyaAllah pulang jam setengah 3 atau 4, saya masih ingat betul, orang berangkat ke Masjid saya pulang ke rumah, itu yang diajarkan bu Risma kepada saya, beliau adalah Ibu Ideologi," ucapnya.

Lebih lanjut, calon wakil Wali Kota Armuji juga menjelaskan bahwa mereka berdua telah mundur dari jabatannya masing-masing dan mengaku jika ia dan Eri tidak terpilih, mereka tidak akan tahu akan melakukan apa selanjutnya.

"Kami berdua ini mundur, saya mundur dari anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, pak Eri juga mundur dari PNS, tentunya kalau misalnya gak jadi, ya kita kluntang-kluntung berdua," tuturnya.

Baca Juga: Minta Jokowi Audit Kemensos, Mardani Ali: Korupsi Dana Bansos Itu 'Super Extra Ordinary Crime'

Eri juga menjelaskan mengapa dirinya sering menyebut Pilkada Surabaya ini seperti Pilpres 2014.

"Pilkada rasa Pilpres, karena apa, pak Jokowi pada waktu maju, masih muda didampingi oleh pak Jusuf Kalla, saya masih muda didampingi oleh pak Armuji, jadi insyaallah kalau yang muda dan yang tua ini berkolaborasi, itu insyaAllah Surabaya bisa menjadi hebat juga seperti Indonesia bisa hebat karena pak Jokowi," tutup Eri.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler