Impor Vaksin Tambahan Meski Sudah Punya Sendiri, Sudjiwo Tedjo: Justru China Hargai Negara Lain

18 Desember 2020, 11:32 WIB
Budayawan Sujiwo Tejo menyampaikan tanggapannya terkait pembelian vaksin tambahan oleh China. /Instagram/@president_jancuker/Instagram

PR BEKASI - Dalang sekaligus budayawan Sudjiwo Tedjo turut menyampaikan pendapatnya terkait negara China yang membeli tambahan 100 juta dosis vaksin Corona dari luar negeri, padahal negaranya sendiri sudah memproduksi vaksin Corona dan dibeli oleh Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, China membeli vaksin dari perusahaan Jerman BioNTech, yang dikembangkan bersama perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc.

Sebanyak 100 juta dosis vaksin Covid-19 itu akan didatangkan Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd untuk digunakan di China.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Operasi Lilin 2020 Kembali Digelar, Ribuan Personel Fokus pada Pelanggaran Ini

Sementara itu, Indonesia membeli sebanyak 1.2 juta dosis vaksin virus corona buatan perusahaan farmasi China, Sinovac.

Kini vaksin tersebut telah tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020 dan tengah menjalani proses pemeriksaan oleh BPOM.

Pada tahun 2021 mendatang, akan ada 1,8 juta dosis vaksin virus corona lain yang akan tiba di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Sudjiwo Tedjo justru menilai China yang membeli vaksin meskipun negaranya memproduksi vaksin sebagai bentuk apresiasi terhadap negara lain.

Baca Juga: Diprotes Masyarakat, Gubernur Bali Revisi Kebijakan Hasil Tes PCR H-7 Sebelum Keberangkatan

"Jika berita itu benar, justru China menghargai negara lain dengan mengekspor vaksin mereka Sinovac. Sedangkan mereka sendiri malah menggunakan yang sederhana produk impor Pfizer," tutur Sudjiwo Tedjo dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Jumat, 18 Desember 2020.

Sebagai informasi, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group mengatakan perusahaan akan mendapat 60 persen laba kotor dari penjualan dosis vaksin Pfizer yang dibuat dengan bahan curah impor.

Sementara itu, perusahaan menargetkan keuntungan 65 persen untuk penjualan dosis impor siap pakai.

Walaupun demikian, belum ada pengumuman kesepakatan ini dari pemerintah China.

Baca Juga: Lepas Rindu Usai 16 Hari Berpisah, Istri dan Anak-anak Datangi Anies Baswedan Meski Terhalang Kaca

Akan tetapi, lampu hijau sudah diberikan agar vaksin bernama B162B2 itu di uji klinis di China di bulan November 2020 lalu.  

Adapun Vaksin Pfizer ini sebelumnya telah dibeli Inggris, AS,  dan menerima persetujuan penggunaan darurat dari sejumlah negara.

China sendiri sebenarnya memiliki vaksin lokal. China bahkan sudah memberikan persetujuan darurat untuk dua kandidat vaksin yakni milik Sinopharm dan Sinovac Biotech Ltd. 

China juga telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Cansino untuk kepentingan militer.

Baca Juga: Mulai Hari Ini Angkasa Pura II Turunkan Harga Tes Covid-19 di Bandara, Berikut Rincian Biayanya

Perusahaan farmasi China lainnya, Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd juga bekerja sama dengan produsen vaksin corona asal Inggris, AstraZeneca PLC.

Rencananya ada 100 juta dosis vaksin yang akan diproduksi keduanya. Uji klinis juga sudah dilakukan di China.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler