Tak Hanya di Jabodetabek, Kedelai Impor di Kudus Tembus Rp9.000 per Kilogram

4 Januari 2021, 18:57 WIB
Potret pengrajin tahu di kawasan Cibuntu, Kota Bandung, saat mengolah kacang kedelai, Senin, 4 Januari 2021. /Dok. Humas Pemkot Bandung/

PR BEKASI - Beberapa hari kebelakang perajin tahu dan tempe di Jabodetabek terpaksa mogok produksi, dengan alasan bahan baku kedelai harganya naik drastis.

Ternyata mahalnya harga kedelai juga dirasakan para pengrajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudu, Jawa Tengah.

Pekan ini harga kedelai impor mengalami lonjakan menjadi Rp9.000 per kg dari harga jual sebelumnya berkisar Rp6.500 per kg.

Baca Juga: Ada Aturan Ungkap Identitas Pelaku Kejahatan Seksual di PP Kebiri, KPAI: Dampaknya pada Keluarga

Hal tersebut dibenarkan Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf.

"Sejak adanya pandemi virus corona, kenaikan indeks, dan keterlambatan pengiriman kedelai dari negara asal penghasil kedelai, harganya menjadi terdongkrak naik," katanya , Senin 4 Januari 2021, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.

Amar menambahkan, di pasar permintaan tahu maupun tempe yang menggunakan bahan baku kedelai justru turun karena daya beli masyarakat di masa pandemi yang juga merosot.

Baca Juga: Mengejutkan! 15 Tahun Dinilai Berkelakuan Baik, Abu Bakar Ba'asyir Dikabarkan Bebas Murni Jumat Ini

Terkait harga jual kedelai yang melambung tinggi tersebut, sudah dikoordinasikan dengan para produsen tahu dan tempe di Kabupaten Kudus.

Bagi pengusaha tahu dan tempe yang tidak bisa menaikkan harga jual di pasaran bisa berhenti sementara.

"Sedangkan yang bisa menaikkan karena didukung konsumen, terutama para konsumen partai besar bisa tetap produksi dengan harga jual menyesuaikan kenaikan harga bahan baku," tuturnya.

Baca Juga: Terorganisir, Polri: Anggota Teroris JI Bentuk Kadernya untuk Jadi Ahli Bahasa, IT, dan Manajemen

Untuk stok kedelai impor sendiri bagi perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus tersedia cukup karena di gudang Primkopti Kabupaten Kudus tersedia 50-an ton.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Perajin Tahu Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kudus Bambamg Sutrisno mengakui khawatir dengan lonjakan harga kedelai impor karena selama ini belum pernah dialami.

"Harga beli kedelai saat ini merupakan yang paling tinggi selama menekuni usaha pembuatan tahu," katanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Partai Komunis Dikabarkan Akui Vaksin Covid-19 dari China Tak Layak Pakai, Ini Faktanya

Terkait permintaan tahu di pasaran, katanya, belum mempengaruhi produksinya karena masih stabil dengan 7 kuintal kedelai per harinya.

Sementara harga jualnya, kata dia, ada kenaikan dari sebelumnya per papan Rp22 ribu, kini ada kenaikan dengan menyesuaikan kemampuan pasar.

Harga jual eceran dari sebelumnya Rp6.000 per 10 biji, kini naik menjadi Rp8.000-an. ***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler