Berharap Banyak pada Investasi, Jokowi: Kementerian dan Pemda Jangan Hambat Adanya Investasi

6 Januari 2021, 20:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) peringati Kementerian hingga Pemda untuk jangan hambat investasi. /Youtube Sekretariat Presiden

PR BEKASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas penanganan Covid-19 pada hari ini di Istana Negara, meminta semua pihak agar tidak ada yang boleh menghambat investasi masuk ke Indonesia, baik itu dari Kementerian, Lembaga, maupun Pemerintah Daerah.

Dalam pidatonya, ia mengaku mengulang kembali pesannya dan menyatakan bahwa investasi merupakan kunci dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Kuncinya adalah di investasi, karena APBN kita tidak memungkinkan untuk seluruh pembangunan ini di-cover (ditutup/dibiayai) dari anggaran APBN," katanya.

Baca Juga: Tidak Semuanya Dibatasi Saat PSBB Jawa-Bali, Airlangga Hartarto Ungkap 8 Kriteria Pembatasan

"Oleh sebab itu sekali lagi meskipun ini sudah berulang-ulang lagi kali saya sampaikan, agar jangan ada, baik itu kementerian dan pemerintah daerah yang menghambat adanya investasi," sambung Jokowi, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 6 Januari 2021.

Lebih dari itu, Jokowi berharap agar kinerja yang berhubungan dengan investasi dapat dilakukan secara cepat, bahkan ia menganjurkan agar investasi besar ditangani secara langsung oleh Gubernur, agar segera direalisasikan di lapangan.

"Yang kita inginkan kementerian, lembaga, pemerintah daerah itu memberikan pelayanan yang cepat, yang baik kepada investasi. Untuk investasi-investasi besar, saya titip agar ditangani sendiri oleh para Bapak/Ibu Gubernur," kata Jokowi.

Baca Juga: Dikabarkan Ada Penyakit Baru pada Ikan Tongkol dan Ikan Tembang, Beli Ikan Bahaya?

Menurutnya investasi sangat diperlukan Indonesia saat ini, mengingat anggaran dan pendanaan negara ke depan yang tinggi, diiringi dengan berbagai kendala yang ada saat ini, baik rasio utang negara hingga kemampuan pendanaan domestik.

"Terus saya sampaikan juga bahwa karena memang tingginya kebutuhan pembiayaan pembangunan ke depan, kemudian juga rasio utang pemerintah terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) juga terus meningkat," kata Jokowi.

"Kemudian kapasitas pembiayaan dari BUMN juga ada keterbatasan, sehingga terdapat kesenjangan antara kemampuan pendanaan domestik dan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan nasional," sambungnya.

Baca Juga: Dikabarkan Ada Penyakit Baru pada Ikan Tongkol dan Ikan Tembang, Beli Ikan Bahaya?

Hal itu disampaikan Jokowi agar para Gubernur yang juga hadir dalam rapat terbatas secara daring dan lainnya, agar tidak hanya bergantung kepada instrumen pembiayaan selama ini, baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) hingga pinjaman.

Melainkan bisa memanfaatkan terobosan baru pemerintah dalam membantu pembiayaan nasional Indonesia. Sebuah dana investasi milik negara (Sovereign wealth fund), yang dinamakan Indonesia Investment Authority.

"Agar para Gubernur mengetahui sehingga kita memiliki sebuah terobosan dalam rangka pembiayaan nasional kita, tidak hanya tergantung kepada APBN, tidak tergantung hanya dari bantuan pinjaman, tetapi kita juga akan memiliki instrumen lagi, yaitu sovereign wealth fund yang namanya adalah Indonesia Investment Authority," kata Jokowi.

Baca Juga: Akui Heran Mimpi Bertemu Rasulullah Dipidanakan, Haikal Hassan: Harusnya Saya Dianggap Mitra Polisi

"Supaya kita semuanya nanti bisa kenal yang namanya barang ini, sehingga nanti dalam pelaksanaan di lapangan apabila menyangkut daerah, saya minta para Gubernur juga bisa membantu," sambung Jokowi.

Dalam rapat terbatas penanganan pandemi Covid-19 dan rencana pelaksanaan vaksinasi tersebut, tampak hadir di ruang yang sama, Wakil Presiden KH.Ma'ruf Amin serta beberapa menteri, seperti Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menkopolhukam Mahfud MD, hingga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler