Sebut Mensos Risma Bekerja Tanpa Konsep, Musni Umar: Terbukti Waktu Dia Jadi Wali Kota Surabaya

8 Januari 2021, 18:40 WIB
Sosiolog sekaligus Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta, Musni Umar mengomentari cara Bu Risma blusukan. /Twitter/@musniumar

PR BEKASI - Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini yang baru ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 23 Desember 2020 untuk menggantikan Juliari P Batubara yang terjerat kasus korupsi, belakangan menjadi buah bibir di tengah masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak, di hari pertamanya bekerja di Kemensos, ia sudah blusukan di wilayah-wilayah kumuh di sekitar kantornya tersebut.

Namun saat ini, yang menjadi perbincangan hangat adalah blusukan Bu Risma yang berhasil menemukan sejumlah tunawisma di Jalan Sudirman-Thamrin Jakarta yang dikenal sebagai kawasan elite.

Baca Juga: Hampir Mirip, Ini Cara Bedakan Flu Biasa dengan Gejala Covid-19 dan Varian Terbarunya

Menanggapi fenomena blusukan Risma tersebut, Sosiolog Indonesia, Musni Umar mengaku bahwa dirinya juga tidak pernah menemui satu tunawisma pun di kawasan Sudirman-Thamrin tersebut.

"Padahal itu sudah bertahun-tahun saya melewati daerah itu, tiap hari tidak pernah ada tunawisma di situ. Tapi ini aneh ada gelandangan dan ketika ditelusuri, sebenarnya dia bukan gelandangan, kehidupannya cukup baik, dia punya warung dan lain-lain sebagainya," ucapnya.

Terlepas dari settingan atau tidaknya blusukan tersebut, Musni Umar menegaskan bahwa blusukan yang dilakukan Bu Risma tersebut tidak ada dalam kamus seorang menteri.

"Sebenarnya apa yang dilakukan Risma itu (blusukan) tidak ada dalam kamus manajemen," tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube resminya, Jumat, 8 Januari 2021.

 Baca Juga: Resmi Bebas, Abu Bakar Ba'asyir Ucapkan Terimakasih: Saya Diberi Kelonggaran yang Luar Biasa

"Karena sejatinya, beliau setelah menjadi Menteri Sosial dan masuk di kantor, yang harus dilakukan adalah menerjemahkan bagaimana membuat program kerja, perencanaan kerja di kementerian yang dia pimpin, dengan mengacu kepada visi dan misi Presiden Jokowi," sambungnya.

Hal tersebutlah menurutnya yang seharusnya dilakukan oleh Risma, tapi kenyataannya, tutur Musni Umar, justru hal terpenting tersebut yang tidak dijalankan.

"Jadi menurut saya, inilah kekeliruan yang luar biasa, bekerja tanpa konsep, tanpa perencanaan, blusukan itu adalah pekerjaan yang tidak ada perencanaannya," ucapnya.

"Kan organisasinya sudah ada Kementerian, sudah ada aparatnya, dan sebagainya untuk bisa melakukan itu," sambungnya.

Baca Juga: Absen dari Pemanggilan Pertama, Gisel Akhirnya Datangi Polda Metro Jaya Lebih Awal

Ia juga mengingatkan Bu Risma agar tidak berlarut-larut melakukan blusukan karena hal tersebut justru akan mengaburkan fokusnya sebagai seorang Menteri yang notabenenya sebagai pembuat kebijakan.

"Jadi kalau blusukan, apa yang mau dilaksanakan, tidak ada konsepnya, tidak ada perencanaannya, tidak ada pengorganisasiannya, apa yang mau dilaksanakan?," tuturnya.

Musni Umar juga menegaskan kepada Risma bahwa gaya blusukannya itu tidak akan menyelesaikan masalah, hal tersebut terbukti waktu Risma menjadi Wali Kota Surabaya.

"Blusukan itu tidak pernah menyelesaikan masalah, dan terbukti waktu bu Risma menjadi Wali Kota di Surabaya selama 10 tahun, itu denyut kehidupan warga kolong Tol Waru-Tanjung Perak Surabaya masih seperti itu," ucapnya.

Baca Juga: Sempat Isolasi Mandiri karena Positif Covid-19, Irfan Hakim: Gue Enggak Mau Lagi, Tersiksa Banget0

Menurutnya, hal tersebut adalah bukti dari seorang Risma yang tidak memiliki perencanaan dan konsep yang jelas.

"Jadi mungkin hanya yang diblusuki itu kemudian yang ditangani, tapi yang tidak diblusuki tidak diapa-apakan, jadi ini masalah dalam manajemen yang harus dipahami, selain melaksanakan yang diprogramkan itu, seperti fungsi pengawasan dan controlling," tuturnya.

"Yakinlah hal seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah," sambungnya.

Seharusnya, ucap Musni Umar, masih banyak masalah internal di Kemensos apalagi setelah rekan Risma dari PDIP tersandung korupsi yang tidak manusiawi dengan menyunat dana bansos untuk orang-orang yang terdampak Covid-19.

Baca Juga: Terlibat Match Fixing, 8 Pebulu Tangkis Indonesia Terancam Sanksi Larangan Bertanding Seumur Hidup

"Ini betul-betul yang harus diatasi dan diselesaikan, bukan malah melakukan pencitraan sensasional yang memang mengundang pemberitaan tetapi gak ada hasil," tutup Musni Umar.

Perlu diketahui, jumlah keluarga yang menghuni kolong Jalan Tol Waru-Tanjung Perak hingga Kampung 1001 Malam adalah 175 kepala keluarga (KK). Wilayah ini masuk dalam kawasan Lasem Baru, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan.

Sejumlah keluarga yang tinggal di kolong jalan tol itu terbagi dua dipisahkan sungai sehingga untuk menuju ke sana harus menggunakan perahu tambang. Warga menempati kolong jalan tol dan Kampung 1001 Malam itu sejak Tahun 1999.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Musni Umar

Tags

Terkini

Terpopuler