Beberkan Analisis Data Sriwijaya Air SJ-182, Kapten Vincent: Pesawat Itu Jatuh 663 Km per Jam

12 Januari 2021, 08:00 WIB
Kapten Vincent Raditya beberkan analisis data tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. /Instgaram.com/@vincentraditya

PR BEKASI - Pilot pesawat terbang, Kapten Vincent Raditya turut menyoroti tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjadi pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Kapten Vincent membeberkan hasil analisis data Sriwijaya Air SJ-182 melalui Flight Radar 24.

Sebelumnya, Kapten Vincent mewanti-wanti bahwa pembahasan tersebut murni dari data, bukan lantas menjadi faktor penentu pesawat tersebut jatuh.

Baca Juga: Hasil Tes Urine, Suami Nindy Ayunda Positif Gunakan Amphetamin dan Methaphetamin

Selain itu, Kapten Vincent juga mewanti-wanti bahwa data dalam flight radar bisa jadi salah dan belum tentu akurat.

"Kita hanya membahas pure dari data kurang lebih penyebabnya apa, karena itu bukan wilayah saya apa penyebab kecelakaan itu," kata Kapten Vincent.

Dalam analisisnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 lepas landas dengan indikasi kecepatan dan pendakian ketinggian jalur udara yang normal.

Baca Juga: Jalani Pemeriksaan di Polres Jakbar, Suami Nindy Ayunda Positif Narkoba

"Dia terbang di menit 36, climb di ketinggian 2.000 dengan growth speed-nya masih normal di sini," katan Kapten Vincent.

"Kita lihat pesawat on track. On track-nya 42 dengan growth speed kurang lebih 250 knot indicated. Ini normal semua parameternya dan ini di menit ke-39," sambungnya.

Usai lepas landas, lanjut Kapten Vincent, pesawat tidak ada indikasi masalah hingga adanya keolengan pesawat sebesar 3 derajat.

Baca Juga: Bak Final Kepagian, Setan Merah dan The Reds Bakal Bentrok dalam Putaran Keempat FA Cup

"Tidak ada indikasi apapun pesawat ini ada masalah. Sampai satu titik, di sini pesawat tiba-tiba oleng 3 derajat dari course-nya 46," tutur Kapten Vincent.

Menurutnya, kemungkinan pesawat bisa saja terjadi jika ada masalah dalam turbulensi dalam pesawat.

"Bisa gak terjadi? Bisa saja kalau kena turbulance, bisa saja dia belok ke kiri seperti ini," ujar Kapten Vincent.

Baca Juga: Singgung Masa Depan Bangsa 'Dikangkangi' Kezaliman, Amien Rais: Lihatlah 18 Tahun Kebohongan Amerika

Dalam waktu 1 menit, ungkap Kapten Vincent, pesawat keluar dari jalur udara semestinya sebesar 16 derajat.

"Nah, ini sudah mulai mengindikasikan bahwa pesawat ini sudah mulai menikung ke kiri. Dari 46 derajat pindah jadi 6 derajat. Kurang dari satu menit, pesawat ini off track 40 derajat," kata kapten Vincent.

Tidak hanya itu, tambah Kapten Vincent, pesawat menghadap ke kiri sangat drastis.

Baca Juga: 'Kesal' dengan Masalah Impor Pangan, Jokowi Minta Siapkan Lahan Besar untuk Petani Lewat Food Estate

"Kurang dari satu menit, pesawat ini menghadap ke kiri sangat drastis heading 339," ucap Kapten Vincent.

Kapten Vincent juga menambahkan, pesawat jatuh dari ketinggian kurang lebih 11 ribu kaki atau sekitar 3.300 meter ke 8.950 kaki atau sekitar 2.200 meter.

"Kurang dari satu menit, pesawat ini dive down ke 8.950 dari 10.700. Dan tiba-tiba growth speed-nya menjadi 224, ini ada kemungkinan indikator air speed dia bisa jadi di bawah 200 knot kalau kita baca dengan kondisi seperti," tutur Kapten Vincent.

Baca Juga: Selalu 'Berjodoh' Hingga Sempat Jadi Ajudan Jokowi, Berikut Profil Listyo Sigit Prabowo

Pesawat tersebut, ungkap Kapten Vincent, kehilangan daya angkat yang berarti tidak dapat bertahan di udara

"115 knot ini indikasi keras, kuat sekali kita bisa lihat pesawat ini kena full stall yang akan sulit sekali di-recover dengan ketinggian 5.400,

"Stall itu apa? Stall itu kehilangan daya angkat. Pesawat itu bisa terbang karena adanya daya angkat, kalau daya angkat ini hilang pesawat ini tidak bisa bertahan di udara," ucap Kapten Vincent.

Baca Juga: Jokowi Curhat Soal 'Hilangnya' Kedelai dan Bawang Putih, Arief Poyuono: Berantas Mafia Impor Pangan

Atas dasar tersebut, Kapten Vincent mengungkap pesawat tersebut keluar dari jalur dengan indikator yang tidak normal.

"Pesawat ini off track dengan kecepatan dan ketinggian yang tidak seharusnya," ujar Kapten Vincent dalam kanal YouTube-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Selasa, 12 Januari 2021.

Pada penutupnya, Kapten Vincent menduga pesawat tersebut jatuh dari ketinggian 3.300 meter ke kanan dengan kecepatan 663 Km/jam.

Baca Juga: 13 Pembaruan Penerimaan Mahasiswa Baru UI, Catat Perubahannya untuk Jalur Reguler dan Paralel

"Ini kemungkinan adalah titik terakhir. Dari menit 39, pesawat itu jatuh dari ketinggian 11.000 ke kanan dengan kecepatan dengan sangat ekstrem 358 knot atau kurang lebih 663 Km/jam." tutur Kapten Vincent.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Vincent Raditya

Tags

Terkini

Terpopuler