Tautan Situs Porno Termuat di Buku Sosiologi SMA, P2G Minta Kemendikbud Tarik dari Peredaran

11 Februari 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi buku. /Pexels/PEXELS

PR BEKASI – Tautan situs porno ditemukan termuat dalam Buku Pelajaran Sosiologi SMA Kelas XII.

Temuan tersebut berdasarkan laporan dari guru di daerah Jawa Barat dan telah disampaikan kepada Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G).

Menurut Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam keterangan tertulis perhimpunan yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa tautan situs yang bermuatan pornografi ditemukan dalam materi yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat Kampung Naga di Jawa Barat.

Baca Juga: Bahas Program Vaksinasi Covid-19, Jokowi: Bagi Pelayan Publik Akan Dimulai Minggu Depan

"Sampai pernyataan resmi ini dibuat, P2G masih menemukan bahwa situs yang ditautkan di dalam buku resmi siswa tersebut masih ada berisikan konten porno," kata Satriwan sperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara Kamis, 11 Februari 2021.

Ia mengatakan bahwa P2G khawatir siswa akan membuka tautan situs yang memuat konten porno jika buku pelajaran sosiologi itu masih digunakan.

"Itu sangat berbahaya bagi pendidikan dan moral anak bangsa," katanya.

Baca Juga: Perkawinan Anak Langgar Undang-undang, Kowani: Banyak Risiko ketika Perkawinan pada Usia Dini

Lebih lanjut P2G menduga buku pelajaran yang memuat tautan situs porno tersebut tidak hanya tersebar dan digunakan di Jabar saja, tapi kemungkinan juga digunakan di daerah lain karena buku itu dijual bebas.

"Peristiwa seperti ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi, yaitu fakta bahwa dalam buku pelajaran siswa/guru terdapat konten yang tidak mendidik sama sekali bahkan merusak pendidikan anak bangsa," kata Satriwan.

P2G meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk menarik buku Sosiologi Kelas XII yang sudah beredar dan digunakan sebagai pendukung pembelajaran siswa.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Kampanyekan 'Bangga Berwisata di Indonesia' Dukung Pemulihan di Sektor Wisata

"Jika sulit dilakukan, P2G meminta Mas Menteri berkoordinasi dengan Kemenkominfo agar segera memblokir situs tersebut. Sebab, hingga rilis pernyataan resmi ini dibuat, situs tersebut masih eksis dan belum diblokir," kata Satriwan.

P2G menyatakan bahwa semestinya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berhati-hati dalam membuat buku pelajaran sekolah dan lebih ketat mengawasi konten buku yang digunakan oleh siswa dan guru.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menurut P2G, bisa berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota/Kabupaten untuk mengawasi dan memantau penggunaan buku-buku pelajaran sekolah.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Berhasil Bongkar Dugaan Praktik Aborsi Ilegal oleh Pasutri di Bekasi

Ia mengatakan bahwa sebenarnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyediakan e-book berisi materi pelajaran.

"Tapi kami menilai penggunaan buku/e-book pelajaran sekolah yang dicetak resmi oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud belum optimal. Kemendikbud terkesan setengah hati mengoptimalkan peran Puskurbuk," katanya.

Guna mencegah penggunaan buku pelajaran yang memuat konten negatif, P2G juga meminta para guru dan kepala sekolah lebih selektif dalam memutuskan penggunaan buku-buku pelajaran siswa di sekolah.

Baca Juga: Kaget dan Prihatin Mantan Istrinya Terjerat Kasus Narkoba, Andika Mahesa: Setahu Saya, Caca Baik

Para orang tua, menurut Satriwan, juga harus peduli dan selektif dalam membeli buku pelajaran untuk anaknya serta mengecek isi buku yang digunakan anak untuk belajar.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler