Moeldoko Dibanjiri Karangan Bunga, Herman Khaeron: Kiriman yang Tak Bermakna dan Jatuhkan Wibawa Lembaga

11 Februari 2021, 22:38 WIB
Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Herman Khaeron mengomentari soal Moeldoko yang terima puluhan karangan bunga. /Kresno/od/DPR RI

PR BEKASI - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dibanjiri kiriman karangan bunga dari berbagai lapisan masyarakat, baik dari relawan, pengusaha, maupun masyarakat umum.

Puluhan karangan bunga itu memenuhi pekarangan kediaman Moeldoko di Jalan Terusan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.

Karangan bunga tersebut merupakan bentuk dukungan moril dari masyarakat untuk Moeldoko yang akhir-akhir ini namanya sering disebut sebagai terduga pelaku kudeta Partai Demokrat.

Baca Juga: Tak Setuju Pengkritik Salahkan Buzzer, Teddy Gusnaidi: Itu Sikap Pengecut yang Tak Ingin Kejahatannya Terbuka

Hal itu diketahui dari sebuah unggahan di akun Twitter @DSutiyanti, yang memperlihatkan beberapa karangan bunga untuk Moeldoko, tak heran jika tagar 'Kami Bersama Moeldoko' pun menjadi trending topik di Twitter.

"Semangat selalu Pak Moeldoko Pantang Mundur", "Bersatu Kita Teguh, Dukung Pak Moeldoko", "We Are With You Pak Moeldoko", "Dukung, Maju Terus Pak Moeldoko", begitulah isi pesan di beberapa karangan bunga yang diterima Moeldoko.

Mengetahui hal tersebut, sejumlah Politikus Partai Demokrat pun turut memberikan tanggapan.

Baca Juga: Anies Baswedan Terciduk Main Golf Tanpa Masker, Wanda Ponika: Kami Frustasi, Gubernur Gak Ngapa-ngapain!

Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Herman Khaeron menilai, karangan bunga yang diterima Moeldoko itu sama sekali tidak bermakna, dan hanya menjatuhkan kewibawaan lembaga.

Pasalnya, simbol bunga yang berharga justru digunakan untuk menghalalkan cara haram dan tidak beretika.

"Kiriman bunga yang tidak bermakna dan menjatuhkan kewibawaan lembaganya, karena simbol bunga yang bernilai digunakan untuk menghalalkan cara haram dan tidak beretika," kata Herman Khaeron, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan @akang_hero, Kamis, 11 Februari 2021.

Baca Juga: Sebut Pemerintah Tak Perlu Tanggung Jawab Soal Buzzer, Fadjroel Rachman: Abaikan Saja, Tidak Penting Buat Kita

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Irwan Fecho menilai, ratusan karangan bunga tetap tidak akan mampu menutupi bau busuk bunga bangkai.

"Ratusan karangan bunga pun tak kan mampu menutupi bau busuk bunga bangkai," cuit Irwan Fecho dengan akun @irwan_fecho.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra secara tegas menyebut bahwa Moeldoko merupakan salah satu pihak yang diduga terlibat dalam upaya kudeta Partai Demokrat.

Baca Juga: Jokowi Butuh Kritik yang Keras dan Pedas, Iwan Fals: Ini Barangkali yang Disebut 'Nabi' Bebenah Diri

Herzaky Mahendra Putra juga menegaskan bahwa gerakan yang diusung Moeldoko untuk mengambil alih paksa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

"Kedatangan kader Demokrat dari luar ke Jakarta dilakukan secara terstruktur dan sistematis oleh para pelaku gerakan. Ada yang mengundang, membiayai tiket pesawat, menjemput di Bandara, membiayai penginapan, termasuk konsumsi," tuturnya.

Tak hanya itu, Herzaky Mahendra Putra juga menyebut bahwa Moeldoko mempersiapkan pertemuan tersebut karena ingin maju sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Baca Juga: Hubungi Indro Warkop Soal Perkara Ridwan Remin, Ruben Onsu Singgung Kode Etik Komedian

"Berdasarkan keterangan yang kami miliki, pembahasan utama yang disampaikan oleh pelaku gerakan pertemuan itu adalah rencana mengusung KSP Moeldoko menjadi Capres 2024," kata Herzaky Mahendra Putra.

Herzaky Mahendra Putra menjelaskan, untuk memuluskan rencana itu, para pelaku gerakan mempersiapkan pengambil alihan Partai Demokrat melalui proses Kongres Luar Biasa (KLB).***



Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler