Din Syamsudin Dilaporkan ke KASN, Abdul Mu'ti: Tidak Berdasar

12 Februari 2021, 19:58 WIB
Abdul Mu'ti berikan tanggapan soal pihak yang melaporkan Din Syamsudin ke KASN. /Kolase foto Twitter,com/@abe_mukti dan Instagram.com/@din_syamsudin

PR BEKASI - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti memberikan dukungannya atas adanya pihak tertentu yang mengadukan Prof Din Syamsudin ke KASN, karena dianggap sebagai tokoh radikal.

Abdul Mu'ti mengatakan tuduhan yang diberikan kepada Din Syamsudin itu tidak berdasar dan salah alamat.

Disampaikan oleh Abdul Mu'ti, dia mengenal dekat sosok dari Din Syamsudin sebagai seorang yang sangat aktif dalam mendorong moderasi beragama, kerukunan intern, dan antar umat beragama baik itu di dalam maupun di luar negeri.

Baca Juga: Din Syamsudin Dilaporkan ke KASN, Abdul Mu'ti: Tidak Berdasar

"Pak Din adalah tokoh yang menggagas konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi WA Syahadah di PP Muhammadiyah, yang akhirnya menjadi keputusan resmi Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar," kata Abdul Mu'ti.

Selain itu, dijelaskan olehnya, ketika menjadi utusan khusus presiden untuk dialog dan kerjasama antar agama dan peradaban. Din Syamsudin juga telah memprakarsai dan menyelenggarakan pertemuan para ulama dunia di Bogor.

Baca Juga: Sebut Novel jadi Korban Pertama Permintaan Kritik Jokowi, Rocky Gerung: Ini Adalah Pemetaan Politik

Pada akhirnya, pertemuan tersebut melahirkan Bogor Message, yang berisi mengenai Wasatiyah Islam, Islam yang moderat.

Bogor Message adalah salah satu dokumen dunia yang disejajarkan dengan Amman Message dan Common Word.

"Pak Din adalah moderator Asian Conference of Religion for Peace (ACRP), dan co-president of World Religion for Peace (WCRP)," ujar Abdul Mu'ti, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @abe_mukti pada Jumat, 12 Februari 2021.

Baca Juga: Kapal China Terobos Laut Indonesia, Prabowo Borong Mobil Esemka, Roy Suryo: Ambyar

Dia menyampaikan masih banyak lagi peran penting dari sosok Din Syamsudin dalam forum dialog antar iman.

Sebab itu, menurutnya sangat keliru jika mengatakan Din Syamsudin sebagai seorang yang radikal.

Abdul Mu'ti melanjutkan, sebagai seorang akademisi dan ASN, Din Syamsudin merupakan seorang guru besar politik Islam yang terkemuka.

Baca Juga: Era Jokowi Disebut Orde Rezim BuzzerRp, Ruhut Sitompul: Orang-Orang 'Kupluk'

"Di UIN Jakarta, Pak Din adalah satu-satunya guru besar Hubungan Internasional. Secara akademik, FISIP UIN sangat memerlukan sosok Pak Din," ucapnya.

Abdul Mu'ti mengaku tahu persis, di tengah kesibukan dari Din Syamsudin di luar kampus, dia masih menyempatkan diri untuk aktif mengajar, membimbing mahasiswa, dan menguji tesis atau disertasi.

Dia menambahkan, jika Din Syamsudin melontarkan kritik, maka itu adalah bagian dari panggilan iman, keilmuan, dan tanggung jawab kebangsaan.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Kritik KPI Soal Masker di Sinetron, dr. Tirta: Chat Ane dari 23 Januari Baru Direspons

Dipaparkan Abdul Mu'ti, kritik merupakan hal yang sangat wajar dalam alam demokrasi, juga diperlukan dalam sebuah penyelenggaraan negara.

"Jadi semua pihak hendaknya tidak anti kritik yang konstruktif," katanya.

Menurutnya, dalam situasi negara yang sarat dengan masalah ini, maka sepatutnya semua lapisan masyarakat berpikir, dan bekerja secara serius untuk mengurus dan menyelesaikan berbagai problematika kehidupan.

Baca Juga: Nelayan Ditangkap Usai Rayakan Temukan Mutiara Seharga Rp4.6 Miliar dengan Berpesta Narkoba

Semua pihak hendaknya tidak membuat dada sesak akan kritik, yang bertujuan demi kemaslahatan bersama.

"Saatnya semua elemen bangsa bersatu dan saling bekerjasama dengan menyingkirkan semua bentuk kebencian golongan, dan membawa masalah privat ke ranah publik." ujar Abdul Mu'ti.***

 

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @Abe_Mukti

Tags

Terkini

Terpopuler